Cara ini, kata Yanuar, bertujuan agar lebih banyak dana yang disalurkan bank dalam bentuk kredit ketimbang ditempatkan di pasar uang. Selama ini, menurut dia, sejumlah bank banyak menghabiskan dananya di pasar uang. Hal ini terlihat dari besarnya pendapatan bank dari pasar uang dibanding dari dua sumber pendapatan lainnya, fee based income dan kredit.
Yanuar membeberkan, ada korelasi antara kenaikan suku bunga kredit dan kenaikan suku bunga pasar uang. Menurut dia, kenaikan suku bunga kredit bersaing dengan kenaikan suku bunga pasar uang. "Pola fluktuasi pasar uang kita elastis dengan pergerakan transaksi asing di saham," katanya.
Menurut dia, kebijakan BI soal aturan rasio kredit dan simpanan pihak ketiga (loan-to-deposit ratio/LDR) dan giro wajib minimum (GWM) primer sudah tepat. Ini berarti likuiditas akan tersedot ke BI, dan mengurangi aliran dana bank ke pasar uang.
Yanuar mengatakan, tren memainkan dana di pasar uang tak hanya terjadi di Indonesia. Tren ini juga sudah menjadi perhatian sejumlah bank sentral seluruh dunia, termasuk di Cina dan Amerika. "Cina sudah menaikkan GWM dan Amerika sudah menaikkan indeks insentifnya," katanya.
Bank Indonesia merilis kebijakan giro wajib minimum primer serta GWM atas rasio kredit dan simpanan pihak ketiga. GWM primer naik dari 5 persen ke 8 persen. Kenaikan GWM primer ini ternyata direspons pasar dengan sentimen kenaikan suku bunga kredit.
Sudah ada dua bank besar yang memberikan sinyal positif soal kenaikan suku bunga kredit, yakni PT Bank Mandiri TBK dan PT Bank Central Asia. "Ada kemungkinan menaikkan suku bunga kredit karena tidak semua bank siap," kata Direktur Manajemen Resiko Bank Mandiri Sentot A. Sentausa di Jakarta pekan lalu. Kebijakan bank sentral untuk mengendalikan inflasi itu memaksa bank menumbuhkan tingkat kredit. Tapi kebijakan itu berdampak pada kenaikan suku bunga pinjaman.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi mengatakan pihaknya berencana mengurangi deposito dan menambah penyaluran kredit untuk mencapai batas minimal LDR. Kebijakan ini diharapkan bisa menaikkan kredit hingga 10 persen lebih dalam enam bulan ke depan. Saat ini LDR Bank Mandiri masih 66 persen dengan kredit tersalurkan Rp 218 triliun.
Selain Bank Mandiri, BCA berencana menaikkan tingkat suku bunga kredit sekitar 0,3 persen untuk merespons kebijakan bank sentral soal LDR. BCA juga tidak akan menaikkan kredit lebih dari 25 persen sehingga siap membayar denda. "Kami siap membayar denda," kata Wakil Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja.
FEBRIANA FIRDAUS