Menurut Kepala Bidang Penerangan Umum Kepolisian RI Komisaris Besar Marwoto Soeto, perencananya lebih dari sepuluh orang.
"Ketua FPI Bekasi, MB, ikut dalam perkumpulan yang diikuti lebih dari 10 orang di satu masjid sebelum penyerangan," kata Marwoto kemarin. MB adalah Murhali Barda, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Bekasi, yang ditahan bersama sembilan tersangka lain.
Baca Juga:
Marwoto mengatakan, dugaan bahwa serangan itu direncanakan sangat kuat karena anggota organisasi masyarakat itu membawa senjata tajam saat menyerang. "Tidak mungkin tak disengaja. Ada yang membawa senjata tajam, senjata itu diacung-acungkan, dan kena perut. Masak, tidak disengaja."
Namun polisi belum mengetahui siapa yang memerintahkan penyerangan itu dan apa motifnya. "Apakah MB yang perintahkan, belum tahu. Tapi, dari keterangan sembilan saksi, mengarah ke Ketua FPI Bekasi itu," Marwoto menjelaskan.
Para tersangka yang diperiksa juga saling tuding dan mengaku hanya diperintah oleh yang lain. "Kami juga belum menemukan barang bukti senjata penusukan."
Marwoto membantah pengakuan anggota FPI yang menyebutkan ada anggota jemaat HKBP yang membawa senjata tajam. "Itu mengada-ada, seperti tuduhan ke Ahmadiyah beberapa waktu lalu. Padahal HKBP dan Ahmadiyah sama-sama diam saja," ujarnya.
Kuasa hukum FPI dan para tersangka, Salih Mangara Sitompul, mengatakan yang terjadi pada Ahad lalu itu adalah bentrokan. "Bahkan sembilan anak kita yang ditahan itu dikeroyok 200 (anggota) jemaat HKBP," kata Salih dalam forum pertemuan umat Islam di Masjid Islamic Center seusai salat Jumat kemarin.
Ribuan peserta pertemuan itu kemudian berjalan menuju kantor Wali Kota Bekasi sejauh satu kilometer, berlanjut ke kantor Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi. Mereka menuntut polisi juga memeriksa dan menahan jemaat HKBP yang melukai dua dari sembilan penyerang itu.
CORNILA DESYANA | HAMLUDDIN