Namun, ia menyayangkan media massa tidak memberitakan peristiwa keji ini. "Tidak ada satupun media yang memberitakan hal ini. Bandingkan dengan aksi FPI yang menggusur kebaktian jamaat HKBP yang illegal di Bekasi. Semua media turut memberitakannya," ungkap Amiruddin Senin pagi (20/9).
Amirudin menyatakan, umat Islam khususnya di Sulawesi Tengah amat kecewa terhadap kebijkan media massa yang pilih kasih ini. Ia berpendapat, pemberitaan soal HKBP ini hanya sakadar penguatan faham pluralisme. "Kalau umat Islam melakukan kesalahan diberitakan secara terbuka. Sementara jika Islam dizalimi ditutup-tutupi," ujarnya.
Baca Juga:
Sementara itu, menyikapi pembakaran Al Quran yang dilakukan Pendeta Bob Old dan Pendeta Danny Allen di Springfield, Ahad (12/9) lalu, Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdhlatul Ulama (PW-NU) Sulawesi Tengah, Abdullah Latopada meminta, umat Islam jangan terprovokasi.
Menurutnya, aksi dalam rangka merayakan peringatan tragedi World Trade Center (WTC) 11 September itu hanya propaganda untuk memecahbelah kesatuan umat. Salah satunya kesatuan umat yang ada di Indonesia.
"Semua agama mengajarkan tentang kedamaian. Jadi mereka yang melakukan hal itu, adalah mereka yang tak mengerti dengan agama mereka sendiri," kata Abdullah,
Staf Ketua Pengurus Besar (PB) Alkhairaat ini, menilai membakar kitab suci agama tertentu adalah tindakan tolol. Sebab, agama manapun tak pernah mengajarkan melecehkan agama lain. Ia pun meragukan ketokohan dari mereka yang melecehkan agama.
Sebab, orang akan menjadi tokoh jika ia membawa pesan damai, tidak provokatif dan menyadarkan pengikutnya. Pendapatnya, Bob Old dan Danny Allen, bukanlah pendeta sesungguhnya.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Palu ini juga mengatakan, Islam tidak bakal membalas aksi ini, apalagi dengan membakar Bibel. Sebab, dalam Islam jelas pula, sangat mengharamkan membakar kitab agama lain.
Ia juga menduga, sikap anti Islam itulah yang menyebabkan, aksi penusukan terhadap jamaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Bekasi.
DARLIS