Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono belum bisa memerinci berapa hektar luasan hutan di Gunung Ungaran yang akan terkena proyek pembangkit dengan nilai investasi hingga Rp 3 triliun itu. "Masih dihitung hektarannya. Sebab, saat ini potensi-potensi gas dan airnya juga masih diteliti," kata Puryono kepada Tempo, Rabu (22/9).
Nantinya, hutan itu hanya digunakan yang memiliki titik-titik api. Cara menghitungnya dengan cara pemakaian per radius di titik-titik gas. Puryono menyatakan karena lahan hutan dipakai proyek, maka kontraktor harus mencari lahan pengganti dua kali lipat.
Saat ini, kata Puryono, izin pemanfaayan lahan hutan itu sudah dalam proses di Kementerian Kehutanan. Izin tersebut diperlukan guna melakukan survei geosismik untuk menentukan titik pengeboran terbaik. Pasalnya dari kebutuhan lahan pembangkit listrik seluas 150 hektare, ada kawasan hutan produksi maupun kepemilikan. Pemenang lelang pemanfaatan energi panas bumi atau geothermal di sekitar Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, yakni PT Golden Spike Energy Indonesia.
Proyek pembangkit listrik ini ditarget sudah mulai beroperasi pada 2013 mendatang. Satu unit pembangkit akan menghasilkan daya hingga 55 megawatt, dari total kapasitas panas bumi di sekitar Gunung Ungaran diprediksi mencapai 153 megawatt.
Direktur Walhi Jawa Tengah Arif Zayyin meminta, jika lahan pengganti hutan yang digusur untuk proyek pembangkit belum didapatkan, maka proses ekplorasi di kawasan hutan jangan dilakukan.
Sebab, kata dia, kasus proyek-proyek selama ini selalu sudah jalan meski hutan penggantinya belum didapatkan. Akibatnya, proyek akan jalan terus tapi kemudian lahan pengganti tidak didapatkan. Ia mencontohkan hutan Kedungombo seluas 1025 hektar yang digusur untuk proyek waduk Kedungombo hingga kini belum digantikan.
Hal yang sama terjadi pada proyek jalan tol Semarang-Solo. Meski proyek sudah dikerjakan tapi hingga kini pemerintah juga masih kesulitan mencari lahan penggantinya. "Kejadian buruk seperti ini jangan terulang lagi agar hutan bisa terjaga dengan baik," kata Arif Zayyin, Rabu (22/9).
ROFIUDDIN