TEMPO Interaktif, Bandung - Tiga orang guru bahasa Sunda mendapat Hadiah Hardjapamekas 2009 dari Yayasan Kebudayaan Rancage di aula Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Kamis (23/9). Mereka menyisihkan 97 guru lain dan masing-masing berhak menerima hadiah uang Rp 5 juta.
Dalam penyelenggaraan yang ketiga kalinya ini, guru Bahasa Sunda terbaik tingkat Sekolah Dasar diraih Sunta Atmaja. Sehari-hari ia mengajar di SDN Mulyasari I Ciampel, Kabupaten Karawang. Adapun Daningsih Kurniasari dari SMPN 1 Depok untuk kategori guru SMP, dan Rayudin pengajar di SMKN 4 Kota Sukabumi di kategori guru SMA.
Menurut ketua dewan juri Elin Syamsuri, ketiga guru tersebut memenuhi tiga kriteria, yaitu pedagogis, kompetensi guru, dan profesional. Secara umum, mereka memiliki kemampuan mengajar Bahasa Sunda yang lebih dari guru lainnya. "Selain sesuai kurikulum, mereka mampu mengajak siswa agar lebih mencintai Bahasa Sunda baik lisan maupun tulisan," ujarnya.
Sunta Atmaja kelahiran Karawang, 13 November 1965, mulai mengajar di SDN Mulyasari Karawang sejak 1986. Lulusan program diploma II Universitas Terbuka UPBJJ Bandung itu sejak 1998 sampai kini menjadi koresponden koran berbahasa Sunda Giwangkara. Wartawan sekaligus redaktur majalah pendidikan Gapura Winaya tersebut juga membuat 3 kamus, yaitu Kamus Sunda-Indonesia, Kamus Basa Sunda Wewengkon Karawang, dan Kamus 4 Bahasa: Jawa Karawang-Sunda-Indonesia-Inggris yang masih dalam proses pendataan.
Adapun Daningsih Kurniasari kelahiran Tasikmalaya, 13 Maret 1965, pernah dinobatkan sebagai Guru Teladan oleh Walikota Depok pada 2003. Lulusan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Sunda IKIP Bandung pada 1993 itu telah menghasilkan beberapa buku pelajaran bahasa Sunda, diantaranya berjudul Rineka Basa SMP, seri Sari Basa Sunda untuk kelas 1 dan 2 SMP, serta Resep Diajar Basa Sunda.
Sedangkan Rayudin yang lahir di Majalengka pada 27 November 1971, mulai mengajar pada 1997 setelah lulus Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Sunda IKIP Bandung 1995. Selain mengajar dan mendampingi siswa dalam berbagai lomba, ia diantaranya menulis buku Sagara Basa, dan menjadi penyunting bahan ajar bahasa Sunda.
Pengurus Yayasan Kebudayaan Rancage Hawe Setiawan mengatakan, proses pemilihan guru tersebut diawali dengan pengumpulan data para guru Bahasa Sunda di Jawa Barat hingga wawancara langsung oleh Dewan Juri. Tahun lalu ada sekitar 100 guru yang mengajukan, naik dari tahun sebelumnya sekitar 70 guru. "Selama tiga tahun ini, sayangnya masih kurang dari 200 orang guru yang mengajukan porto folio," katanya di sela acara, Kamis (23/9).
Menurut Hawe, pemberian hadiah Hardjapamekas ini bukanlah kompetisi, melainkan dorongan untuk menghargai peran para guru dalam mengajar bahasa Sunda di sekolah-sekolah.
Hadiah Hardjapamekas diberikan Yayasan Kebudayaan Rancage setiap tahun sejak 2008. Agak berbeda dengan penyerahan sebelumnya, para penerima hadiah 2009 baru diberikan pada tahun ini sesuai tanggal kelahiran almarhum Sobri Hardjapamekas pada 23 September 1913 di Warungkondang, Cianjur.
Hardjapamekas sebelum wafat di usia 91 tahun pada 23 Juli 2005, terakhir menjadi Dekan Fakultas Keguruan Sastra dan Seni IKIP Bandung. Kiprah dan jasanya dalam pengembangan bahasa Sunda diabadikan Yayasan Rancage sebagai nama hadiah bagi para guru.
ANWAR SISWADI