TEMPO Interaktif, Tangerang - Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Kabupaten Tangerang mengungkapkan hujan yang terus-menerus terjadi hampir sepanjang tahun ini telah menyebabkan kerusakan sebagian besar infrastruktur jalan di wilayahitu.
"30 persen dari 398 kilometer jalan yang rusak disebabkan oleh faktor alam seperti hujan," ujar Kepala Bidang Perencanaan pembangunan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Kabupaten Tangerang Roni Muharam kepada Tempo, Sabtu (25/9).
Menurutnya, jalan yang rusak tersebut disebabkan oleh genangan air yang masuk ke rongga beton dan aspal jalan sehingga menyebabkan rongga yang cukup besar, lalu jalan retak, rusak dan berlubang. "Apalagi kondisi tanah di Kabupaten Tangerang memang labil."
Kepala Seksi Perencanaan Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansyah, menambahkan curah hujan yang tinggi penyebab jalan rusak di Kabupaten Tangerang. Menurutnya, dengan keadaan struktur tanah di Kabupaten Tangerang yang datar, air akan sangat mudah menggenang. "Apalagi kalau saluran air atau drainase jalan buruk, akan semakain parah menyebabkan genangan air," ujarnya.
Faktor alam tersebut, kata dia, menyumbang sekitar 30 persen penyebab kerusakan jalan di Kabupaten Tangerang. Faktor kedua, sambung Iwan, perilaku pengguna jalan yang tidak mentaati peraturan penggunaaan kendaraan berat di jalan tersebut.
Ia menjelaskan jalan di Kabupaten Tangerang dipersiapkan hanya untuk kendaraan primer lokal dengan berat maksimal kendaraan hanya delapan ton. Namun, banyak kendaraan berat yang berkapasitas 20 ton melintasi jalan di Kabupaten Tangerang. "Jalan nasional saja maksimalnya hanya kuat menampung kendaraan seberat 12 ton," ujar Iwan.
Seharusnya, lanjut dia, pemerintah menegaskan peraturan tentang berat kendaraan yang melintasi jalan di Kabupaten Tangerang sehingga kualitas jalan akan tetap terjaga. Saat ini tercatat 398 kilometer atau 40 persen dari total panjang jalan Kabupaten Tangerang 990 kilometer dalam kondisi rusak.
Kerusakan jalan menyebar hampir diseluruh jalan di 29 kecamatan yang ada di wilayah itu yang meliputi jalan kabupaten tangerang, jalan kecamatan hingga jalan pedesaan.
Jalan rusak tersebut meliputi jalan beton sepanjang 25,1 kilometer, jalan aspal hotmix 23,5 kilometer, jalan paving block 22,5 kilometer, jalan yang diperkeras 4,1 kilometer, perbaikan drainase jalan 3,8 kilimeter, turap 24,2 kilometer, dan tujuh buah jembatan 0,9 kilometer.
Sebagian besar jalan rusak tersebut berada di daerah pantai utara Kabupaten Tangerang seperti Kecamatan Teluk Naga, Kecamatan Kronjo, Kecamatan Kresek, dan kawasan Teluk Naga.
Berdasarkan pengamatan Tempo, jalan rusak di wilayah itu hampir merata di seluruh wilayah. Jalan yang retak hingga berlubang besar terjadi di jalan-jalan penting yang ramai dilalui kendaraan. Jalan Raya Kelapa Dua, misalnya, hampir 50 persen jalan yang menghubungkan Kabupaten dan Kota Tangerang ini rusak parak.
Permukaan jalan sama sekali sudah tidak rata, lubang-lubang besar dengan kedalaman lebih dari 20 sentimeter dan lebar 50 sentimeter hingga 80 sentimeter sangat mengganggu perjalanan.
Jika musim hujan lubang-lubang itu seperti kubangan kerbau. Kondisi serupa juga terjadi di jalan-jalan diwilayah Pantura seperti Kresek, Kronjo dan Pakuaji.
Warga sudah lama mengeluhkan kondisi jalan seperti itu. "Sungguh menyedihkan, jalan di wilayah perkotaan begini kondisinya, sepertinya luput dari perhatian pemerintah," kata Sujono, 35 tahun, warga Perumahan Kelapa Dua, Tangerang.
Menurutnya, kondisi jalan rusak tidak saja menganggu arus lalu lintas dan kenyamanan berkendaraan tapi juga cepat merusak kendaraan yang ada. "Jarak tempuh menjadi terkendala, kendaraan jadi gampang rusak," katanya.
Joniansyah