TEMPO Interaktif, Denpasar - Komando Pasukan Khusus (Koppasus) Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Indonesia akan melakukan latihan penanggulangan teroris bersama Australian Special Air Service (SAS) Regimen, Selasa (28/9), di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar.
“Tujuan latihan ini adalah meyakinkan dunia jika Bandara Ngurah Rai siap menjaga keamanan Bali,” kata Heru Legowo, General Manager PT Angkasa Pura I Ngurah Rai kepada wartawan, Ahad (26/9) di Denpasar. Kesiapan ini karena Bali sering digunakan sebagai lokasi konferensi tingkat internasional. “Ngurah Rai menjadi pintu masuk orang asing terbesar di Indonesia,” ujar Heru.
Latihan yang melibatkan 300 personel dari kedua belah pihak direncanakan akan membebaskan sandera yang dilakukan oleh sekelompok teroris di Bandara Ngurah Rai. Dalam skenario, sandera ini ditawan di terminal internasional. Teroris akan membajak sebuah pesawat komersial tujuan Jakarta-Denpasar-Perth.
Selain sejumlah personel, beberapa kendaraan pendukung latihan ini adalah 2 Helikopter Bolcow, 2 Helikopter Bell dan 2 Helikopter ME 17. Kopassus TNI AD akan dipimpin langsung oleh Mayor Jenderal Lodewijk F Paulus, sementara SAS Australia dipimpin oleh Jenderal Mc Owen.
“Persiapan sudah dipersiapkan dengan matang oleh Danjen Kopassus langsung,” kata Heru. Dia memastikan, latihan antiterorisme ini akan menggunakan peluru tajam. Namun, dia enggan menjelaskan mengenai teknis latihan karena merupakan wewenang Kopassus.
Kepala Penerangan Komando Daerah Militer IX/Udayana, Letnan Kolonel Artileri I Kadek Atmawijaya menyatakan, latihan perang ini sudah dijadwalkan sejak jauh-jauh hari. “Jadi bukan semata-mata karena ancaman,” kata Atmawijaya. Latihan ini bertujuan untuk menjaga keamanan wilayah Bali dari situasi terburuk.
WAYAN AGUS PURNOMO