Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiga Hari Hilang, Dua Bocah Asal Madiun Ditemukan di Surabaya

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Madiun – Setelah dikabarkan hilang atau lari dari rumah sejak Jumat (24/9), dua bocah asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur, akhirnya ditemukan di Surabaya, Ahad (26/9).

Kedua bocah tersebut Dimas Adi Tantra, 10 tahun, siswa kelas IV SDN Klitik, Kecamatan Wonoasri, dan Mahardika Anindia Syah Oktavian, 11 tahun, siswa kelas IV SDN Bangunasari 2, Kecamatan Mejayan. Dimas dan Mahardika masih bertetangga dan tinggal di Desa Buduran, Kecamatan Wonoasri.

Hilangnya dua bocah itu sempat dilaporkan ke aparat kepolisian setempat oleh kedua orang tuanya. Keduanya berhasil ditemukan berkat informasi yang disampaikan Sumiatun, warga Surabaya yang juga teman dari Ibu Dimas, Darti.

Darti dan Sumiatun pernah satu ruangan saat dirawat di RSUD dr Soetomo, Surabaya. Hingga kini Sumaiatun masih dirawat di rumah sakit tersebut. Saat ibunya dirawat di rumah sakit itu, Dimas memang pernah diajak ke rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut.

Pada Ahad dini hari, tiba-tiba Dimas dan Mahardika datang mengunjungi Sumiatun yang masih dirawat. Mengetahui Dimas dan temannya ini datang sendirian, Sumiatun curiga dan langsung memberi kabar Darti. Dari sinilah keberadaan kedua bocah yang nekat minggat ini akhirnya diketahui.

“Berkat informasi teman ibunya Dimas, keduanya akhirnya ditemukan dan langsung kita jemput bersama kedua orang tuanya,” jelas Kepala Kepolisian Sektor Wonoasri Ajun Komisaris  Sukatni saat dikonfirmasi Ahad.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sukatni membenarkan jika Ibu Dimas, Darti, pernah dirawat di rumah sakit tersebut selama tiga bulan dan satu kamar dengan Sumiatun. Setelah dimintai keterangan oleh kepolisian, keduanya mengaku nekat minggat dari rumah karena sakit hati usai dimarahi ibu mereka. “Keduanya mengaku ingin pergi karena dimarahi ibunya,” katanya.

Sebelum minggat, keduanya sempat mengambil uang dari dompet ibu mereka. Dimas diketahui mengambil uang sebanyak Rp 175 ribu dan Mahardika membawa uang ibunya sebanyak Rp 100 ri bu.

Setelah bertemu, kedua anak dan orang tuanya langsung menangis histeris. Kondisi keduanya sehat dan tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan akibat penculikan. Sukatni mengimbau agar orang tua menjaga dan mewaspadai anak-anak mereka yang bisa berlaku nekat akibat dimarahi orang tua.

ISHOMUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

1 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.


Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

17 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).


Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

25 hari lalu

Penanganan kasus pengeroyokan di SMP Negeri 13 Terititip, Balikpapan Timur. Instagram/PolsekBppntimur
Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya


Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

28 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.


Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

28 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong


KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

37 hari lalu

KPAI dan UPTD PPA Kota Tangerang Selatan mendatangi Polres Tangsel dalam kasus bullying di SMA Binus Serpong, Selasa 20 Februari 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.


FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

37 hari lalu

Binus School Serpong. serpong.binus.sch.id
FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.


Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

37 hari lalu

Mobil yang dinaiki Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tiba di Binus School Serpong pasca viralnya berita perundungan siswanya di Tangerang, Banten, Rabu, 21 Februari 2024. Perundungan ini menyebabkan korbannya dirawat di rumah sakit. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.


Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

54 hari lalu

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.


Lansia Bergelar Magister Manajemen Ditangkap karena Pencabulan Anak, Alasan karena Sayang

58 hari lalu

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly dan jajaran menunjukkan barang bukti kasus pencabulan oleh lansia terhadap tiga anak di bawah umur di Matraman. Polisi kini menahan tersangka di Polres Jakarta Timur, Selasa, 30 Januari 2024. Tempo/Novali Panji
Lansia Bergelar Magister Manajemen Ditangkap karena Pencabulan Anak, Alasan karena Sayang

Tersangka pencabulan anak di Matraman disebut memiliki ketertarikan terhadap anak-anak meski tidak menikah.