TEMPO Interaktif, Bandung - Dari ratusan anggota geng motor yang ditangkap kepolisian Bandung pada Sabtu lalu ternyata banyak dari mereka yang bukan siswa SMA atau SMK namun menyamar pakai seragam putih abu-abu. "Waktu ditanya alasannya, katanya kangen mau sekolah lagi," kata Kepala Bidang SMA dan SMK Dinas Pendidikan Kota Bandung Dedi Darmawan.
Hal itu terungkap saat Dinas Pendidikan melakukan pendataan pelajar yang tertangkap saat konvoi dan melakukan perusakan warung internet di Bandung di Jalan Cihampelas akhir pekan lalu. Menurut Dedi, sebagian pelajar yang terlibat geng motor berasal dari luar kota Bandung seperti Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan kota Cimahi.
Bagi siswa yang terlibat geng motor, Dinas Pendidikan meminta guru dan kepala sekolah melakukan pembinaan dan pemuatan daftar hitam pelajar. Cara itu lebih penting daripada sekolah menghukum siswa yang terlibat geng motor. "Sebab masalahnya kan banyak, mungkin masalah keluarga atau apa," dalihnya.
Dinas pada Desember mendatang akan mengajak sedikitnya 1.000 siswa SMA dan SMK untuk ikut berbagai acara, mulai dari lomba modifikasi motor hingga touring di Kota Bandung sambil membersihkan sampah atau fasilitas umum. "Itu untuk mengantisipasi agar siswa atau geng motor tidak anarkis," katanya.
ANWAR SISWADI
