TEMPO Interaktif, Cirebon - Meski terjadi perubahan cuaca akhir-akhir ini, namun produksi padi di Jawa Barat tidak berkurang. "Produksi kita masih dalam 11,4 juta ton atau hampir 18 persen dari produksi padi Indonesia," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Cirebon, Selasa (28/9).
Menurut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Endang Suhendar akibat cuaca yang tidak menentu, petani kemudian terpacu untuk menanam padi terus menerus. "Akibatnya memang terjadi serangan organisme pengganggu tanaman," katanya.
Selanjutnya Endang pun menambahkan hingga Agustus, luas areal tanaman padi di Jabar sudah mencapai 2.030.000 hektar dan diprediksi sampai dengan September ini akan mencapai 2.075.000 hektar.
Dengan bertambahnya areal tanaman padi di Jabar, maka diprediksi produksi padi di Jabar akan naik sebanyak 5 persen dibandingkan 2009 lalu yang mencapai 11.322.681 ton Gabah Kering Giling.
Untuk meningkatkan lagi produksi padi tersebut, Gubernur Ahmad Heryawan dalam kesempatan bertemu dengan petani di Desa Balad, Kecamatan Dukuhpuntang, Kabupaten Cirebon itu mengatakan akan akan menganggarkan Rp 200 miliar untuk perbaikan irigasi.
"Pada 2011 kami telah anggarkan dana sebesar Rp 200 miliar untuk perbaikan irigasi yang ada di wilayah Jabar," katanya. Jumlah ini menurut Heryawan naik cukup drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya hanya dalam kisaran Rp 40 miliar.
Tujuan perbaikan saluran irigasi sekunder di wilayah Jawa Barat ini menurut Heryawan untuk meminimalkan hilangnya air selama dalam perjalanan. "Kita tahu, air bergerak mulai dari hulu, tapi dalam perjalanan ke hilir justru banyak yang hilang," katanya. Salah satu penyebabnya karena saluran irigasi yang tidak optimal sehingga perlu untuk segera diperbaiki.
IVANSYAH