Menteri Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar menyatakan, tiga bank pemerintah tersebut adalah Bank BNI, Bank Mandiri, dan Bank BRI. BNI sendiri, kata dia, sudah menyatakan komitmenya untuk membiayai alutsista TNI-Polri sebesar Rp 600 Miliar.
Selain itu, Bank BNI juga tengah membiayai proyek PT Dirgantara Indonesia. "Bank BRI juga sudah pernah, sekarang kita giatkan, termasuk Bank Mandiri," kata Mustafa, Kamis (7/10) siang tadi di kantornya. Tiga bank ini siap mengucurkan dana, secara sendiri atau secara sindikasi.
Mustafa melanjutkan, ke depan, ia ingin kementeriannya bisa mengkoordinir proyek alutsista ini, sebagai produsen. Sedangkan TNI-Polri yang diwakili Kementerian Pertahanan, sebagai pengguna. Dan Kementerian Perindustrian sebagai penanggung jawab sektor.
Soal angka pembiayaan, pihaknya menolak untuk menjawab. "Saya belum tahu angka, saya kira banyak," katanya. Yang perlu dipikirkan saat ini, adalah masalah permintaan. Dan soal ini, katanya, permintaan dari industri strategis pertahanan ini sedang dalam kondisi bagus.
Ia mencontohkan, pada 15 Oktober nanti, akan ada peluncuran Kapal berkapasitas 50.000 DWT (dead weight tonnage). "Kapal terbesar ini diproduksi oleh PT. PAL," katanya.
Untuk menyatakan keseriusannya di industri ini, pihaknya juga sedang merencanakan untuk membuat undang-undang tentang industri strategis pertahanan. Ini, katanya untuk memperkuat sistem dan memperkuat manajemen industri ini.
FEBRIANA FIRDAUS