TEMPO Interaktif, Banyuwangi - Sebuah jembatan penahan rel kereta api di kilometer 22, Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Jawa Timur, ambrol setelah diterjang banjir bandang, Minggu (10/10) malam.
Akibatnya, rel di atas Sungai Sumberan sedalam kurang lebih 50 meter tersebut tidak bisa dilalui kereta api. Selain jembatan, banjir bandang juga meruntuhkan sebuah musola di pinggiran sungai tersebut.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Kereta Api Pandanwangi jurusan Banyuwangi-Kalibaru yang berangkat dari Stasiun Banyuwangi Baru pukul 20.00 WIB terhenti beberapa meter dari jembatan yang ambrol. Kereta terpaksa berjalan mundur kembali ke Stasiun Banyuwangi Baru.
Ambruknya jembatan tersebut mengakibatkan dua stasiun, yakni Stasiun Argopuro dan Stasiun Induk Banyuwangi Baru terisolasi. Stasiun Banyuwangi Baru merupakan stasiun terakhir di Banyuwangi.
Ahmad Subandi, warga setempat, mengatakan, banjir bandang itu akibat hujan deras yang mengguyur Banyuwangi sejak Minggu siang. Volume air sungai meluap. Sekitar jam 20.00 WIB, dia sempat mendengar suara bergemuruh, lalu diikuti suara jembatan ambrol. "Material jembatan yang dibawa air kemudian menghantam musola," katanya kepada wartawan. Menurut dia, banjir tersebut baru pertama kali menimpa wilayahnya.
Kepala Stasiun Karangasem Banyuwangi, Mohammad Sofwan Hadi, mengatakan, PT KA sementara waktu tidak mengoperasionalkan dua rangkaian kereta, yakni Kereta Pandanwangi dan Kereta Mutiara Timur.
Menurut dia, Kereta Mutiara Timur yang berangkat dua hari dalam sehari terpaksa hanya berangkat satu rangkaian. "Dua rangkaian kereta terjebak di Stasiun Banyuwangi Baru," katanya.
IKA NINGTYAS