TEMPO Interaktif, Denpasar - Peringatan tragedi bom Bali I di Kantor Konsulat Jenderal Australia, Denpasar, Selasa (12/10) dihadiri oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Konsulat Jepang, Swiss dan Amerika.
Mangku Pastika meminta kepada keluarga korban tragedi yang menewaskan lebih dari 200 orang itu agar tidak lagi menyimpan dendam. “Kepada seluruh keluarga korban, tataplah masa depan dengan lebih baik,” kata Pastika. Peringatan tragedi ini diharapkan mampu menjadi pemicu bagi keluarga korban untuk bangkit dari kesedihan.
Dia menyatakan, peringatan peristiwa bom Bali bukanlah acara untuk mengungkit dendam atau amarah dari keluarga korban. Peringatan ini juga dihadiri oleh beberapa warga negara Jepang yang menjadi keluarga korban tragedi ini.
Peringatan bom Bali I ini biasanya dipusatkan di Ground Zero, Jalan Legian Kuta. Tapi, peringatan tahun ini ditiadakan sebab bertepatan dengan upacara Ngusaba Desa Adat Kuta. Meskipun tidak ada peringatan secara resmi di monumen itu, beberapa keluarga korban tetap mendatangi lokasi bom dan melakukan tabur bunga.
Nyoman Rencini, seorang janda korban Bom Bali menyatakan, dia masih belum bisa melupakan suaminya yang menjadi korban bom delapan tahun silam. “Saya berusaha tegar hidup tanpa suami,” kata Rencini. Kini, untuk menghidupi keluarganya dia berjualan keliling di Pelabuhan Benoa, Denpasar.
WAYAN AGUS PURNOMO