Bupati Jember, MZA Djalal, di sela sidang paripurna pembahasan sidang paripurna pembahasan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jember 2010 di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jember, Selasa (12/10) mengatakan, pemerintah kabupaten Jember sudah mengajukan proses pengalihan itu kepada gubernur Jawa Timur.
"Disamping untuk mengurangi beban pemerintah kabupaten Jember terkait anggaran kesehatan, 'take over' dilakukan untuk meningkatkan pelayanan RSD Soebandi," katanya.
Djalal menambahkan, ada beberapa pertimbangan pengalihan rumah sakit terbesar di Jember itu diantaranya untuk peningkatan kualitas pelayanan dan secara geografis, pemerintah propinsi perlu memiliki sebuah rumah sakit di wilayah timur Jawa Timur.
Apalagi, kata dia, selama ini RSD Soebandi Jember selalau menerima pasien rujukan dari Lumajang, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi, yang juga 'membebani' anggaran pemerintah kabupaten Jember dalam bentuk subsidi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, dr. Olong Fajri Maulana mengatakan, selama ini pemerintah provinsi hanya memiliki rumah sakit di Surabaya, Malang, dan Madiun. Sementara untuk wilayah timur masih belum ada.
"Daripada pemerintah propinsi membangun rumah sakit baru dengan biaya yang sangat besar, lebih baik RSD Subandi di-'take over'," katanya. Dengan status yang kini disandang RSD Soebandi sebagai rumah sakit kelas B pendidikan, jika dikelola oleh pemerintah provinsi tentu sektor pendidikan khususnya kesehatan juga jauh lebih maju lagi.
Jika diambil alih oleh pemerintah provinsi, beban subsidi dan biaya pegawai menjadi tanggungan pemerintah provinsi.
MAHBUB DJUNAIDY