Pada saat ini, Damri Surakarta telah mengoperasikan 15 armada Batik Solo Trans. Bus tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan kepada Pemerintah Kota Surakarta. Bus tersebut melintasi rute sepanjang 19 kilometer dengan menyinggahi dua terminal serta 35 halte khusus. Bus dengan cat bermotif batik tersebut mulai dioperasikan sejak dua bulan lalu.
Perusahaan Umum Damri Unit bus Kota Surakarta, Irwanto mengatakan jika sepinya pengguna Solo Batik Trans sangat berkaitan dengan kebiasaan masyarakat. “Penumpang terbiasa untuk naik dan turun di sembarang tempat,” kata Irawanto, Kamis (15/10). Padahal sesuai aturan dan kriterianya, Batik Solo Trans tersebut hanya boleh berhenti di halte dan terminal.
Akibatnya, minat masyarakat untuk menggunakan Solo Batik Trans masih cukup rendah. “Hanya ramai pada jam-jam berangkat dan pulang sekolah,” kata Irwanto. Di luar jam tersebut, penumpang bus relatif sepi. Meski demikian, pihaknya tetap mengoperasikan bus tersebut lantaran telah terikat kerjasama dengan pemerintah.
Meski demikian, Irwanto berharap Pemerintah Kota Surakarta memberikan stimulan berupa sosialisasi mengenai keberadaan alat transportasi tersebut. “Tujuannya untuk mengubah perilaku masyarakat agar bersedia untuk naik dan turun di tempat-tempat khusus,” kata dia.
Hingga saat ini, lanjutnya, penumpang Solo Batik Trans masih sering meminta kepada pengemudi untuk berhenti di luar tempat yang telah ditentukan. Jika hal itu terus terjadi, Solo Batik Trans menjadi tidak ada bedanya dengan bus kota lainnya.
Wali Kota Surakarta Joko Widodo berjanji akan melakukan sosialisasi terhadap keberadaan Batik solo Trans. “Saat ini sebenarnya sudah dilakukan,” kata Joko. Namun sosialisasi secara besar-besaran baru akan dilakukan pada saat grand launching armada tersebut. Saat ini, pengoperasian armada berjenis bus rapid transit itu baru dalam tahap uji coba.
Sayangnya, Joko belum bisa memastikan kapan grand launching akan dilakukan. Karena, kegiatan tersebut masih harus menunggu kelengkapan fasilitas Batik Solo Trans. “Kami tengah melaksanakan pengadaan kartu pintar sebagai pengganti tiket,” kata Joko. Rencananya, kartu pintar tersebut juga dapat digunakan oleh masyarakat untuk menumpang di KA Prambanan Ekspress.
Ahmad Rafiq