TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Sudaryatmo, menegaskan konsumen berhak mendapat kompensasi atas pemadaman listrik bergilir yang melanda sebagian Jakarta beberapa hari ini. Besarnya kompensasi adalah 10 persen dari biaya berlangganan.
Menurut Sudaryatmo, dalam Tingkat Mutu Pelayanan sudah diatur beberapa hal yang harus dilakukan PLN jika terjadi pemadaman. "Termasuk (aturan) untuk memberikan kompensasi tersebut," kata dia kepada Tempo di Jakarta, Jumat (15/10).
Namun, menurut dia, penerapan aturan itu di setiap kota bisa berbeda. Sudaryatmo juga mengimbau agar PLN mendeklarasikan Tingkat Mutu Pelayanan di setiap loket pembayaran agar konsumen mengetahuinya. Sampai sekarang hal itu belum terlaksana.
Akibat kerusakan yang terjadi pada trafo gardu induk Kembangan pada Rabu lalu, PLN Distribusi Jakarta Raya melakukan pemadaman bergilir di beberapa kawasan, seperti Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Tangerang. Daerah yang sudah terkena dampak pemadaman bergilir adalah Maximangando, Kebon Jeruk, Petukangan, New Tangerang, Muara Karang, Bintaro, Teluk Naga, Cikupa, Tangerang, dan Jatake.
Kerusakan pada trafo interbus transformer 2 berkapasitas 500/150 KV tersebut mengakibatkan beban keseluruhan Jakarta yang mencapai hingga 5.500 megawatt mengalami kekurangan daya sebesar 150 megawatt. Pemadaman bergilir pun tak terelakkan.
Direktur Operasi Jawa-Bali I G.A. Ngurah Adnyana mengatakan perbaikan trafo itu tidak akan mempengaruhi kinerja trafo lainnya di kawasan gardu induk Kembangan. Meski demikian, pemadaman bergilir memang tak terhindarkan. "Tapi pemadamannya dalam skala kecil."
Kemarin Manajer Komunikasi Korporat PT PLN (Persero) Bambang Dwiyanto mengatakan rusaknya trafo interbus transformer gardu induk itu disebabkan oleh adanya keretakan di salah satu komponen trafo.
Keretakan pada salah satu komponen trafo (bushing) itu mengakibatkan minyak di dalam trafo tercemar retakan serpihan. PLN terpaksa harus menguras sebanyak 42 ton minyak yang ada di dalam trafo tersebut. "Perbaikan trafo pada gardu induk Kembangan itu membutuhkan waktu sampai Senin," kata dia.
Masih adanya pemadaman bergilir semacam ini membuat Sudaryatmo tidak habis mengerti. Menurut dia, pemadaman tidak perlu terjadi jika daya di trafo mencukupi atau setidaknya memiliki cadangan 30 persen. Namun dia melihat sampai saat ini di daya listrik di berbagai daerah hanya memiliki cadangan kurang dari 10 persen. "Untuk itu, PLN perlu pembangkit baru dan trafo diperbaiki."
Dia melihat sampai saat ini problem mendasar listrik adalah jumlah pertumbuhan pelanggan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah infrastruktur listrik. Bahkan ada daya trafo yang sangat terbatas di beberapa kota.
DANANG WIBOWO | SUTJI DECILYA