Menurut Yushinta Fujaya, pemerhati kepiting Indonesia, sebenarnya Sulawesi Selatan mempunyai potensi kepiting sangat besar. Sebab potensi daerah Sulawesi Selatan sangat mendukung untuk budidaya kepiting. Sayangnya, kata dia, produk kepiting yang ada justru diekspor sehingga masyarakat dan anak-anak tidak lagi bisa menikmatinya.
”Kepiting diekspor, sehingga anak-anak tidak menikmati lagi kepiting. Padahal, kandungan protein kepiting sangat tinggi sehingga mendukung kecerdasan mereka,” kata
Yushinta, Minggu (17/10).
Saat ini kepiting telah dibudidayakan di beberapa tambak yang tersebar di Sulawesi Selatan. Bone, Pangkep, Maros, Takalar dan beberapa Kabupaten lain.”Saat ini telah dibudidayakan kepiting soka yang memiliki cangkang lunak,” katanya.
Budidaya kepiting soka ini masih tergolong baru sehingga kurang begitu populer di mata masyarakat.
Untuk mengembalikan pamor kepiting inilah, Minggu (17/10) hari ni dilangsungkan Festival Kuliner Kepiting 2010 di Gedung Mulo, Makkasar. “Festival kuliner kepiting ini memperkenalkan beberapa racikan makanan kepiting. Sebab masyarakat sudah jarang memakan kepiting kambu,” katanya.
Festival Kepiting ini didukung Pemerintah Kota Makassar. “Kami ingin makanan menjadi beand baru di kota ini,” kata Burhanuddin, Asisten Bidang Pembangunan Pemerintah Kota Makassar.
Burhanuddin mengatakan, Makassar yang sering dikunjungi banyak pendatang. Mereka diharapkan tidak hanya mencari coto Makassar, pallu basa, atau ulu juku, tetapi juga akan mencari kepiting cryspi atau makanan kepiting lainnya.
Salah satu warung makan yang menyediakan menu kepiting adalah Red Cryspi yang berlokasi di jalan Perintis. Menurut Ida, pemilik warung tersebut, bahwa warungnya menyediakan sup kepiting dan kepiting cryspi.”Peminatnya lumayan karena kepiting cryspinya unik yang bisa dimakan cangkangnya,” ujarnya.
.
SYAMSUL MARLIN