“20 orang positif HIV dan tujuh lainnya sudah masuk kategori AIDS. Tiga penderita AIDS lainnya meninggal dunia,” kata Kepala Seksi Penanggulangan Penyakt Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Agung Darwis kepada Tempo, Ahad (17/10).
Dari seluruh penderita penyakit yang belum ditemukan obatnya tersebut, kata Agung, mayoritas berprofesi sebagai pelacur, dan para penghamba narkotik. “Terutama sabu,” ujar Agung. Mereka masuk dalam kategori usia produktif antara 17-25 tahun, yang jumlahnya 85 persen.
Sesuai hasil survey yang dilakukan dinas kesehatan, pada medio 2010, sedikitnya ditemukan empat penderita baru HIV. “Semuanya wanita pekerja seks,” tutur Agung. Mereka biasa menjajakan dirinya di komplek rumah bordil yang ada di sekitar lokasi Cilodong dan Rawa Salem, Kecamatan Bungursari.
Menurut Agung, para penderita HIV dalam waktu delapan tahun ke depan dipastikan akan beralih status menjadi penderita AIDS. Kalau sudah kena AIDS, penderita tinggal menunggu waktu kematian saja. “Sebab, virus tersebut memang belum ada obatnya,” ucap Agung.
Saat ini, pihaknya mengaku hanya bisa melakukan upaya pencegahan penderita HIV agar tak segera jadi AIDS. “Caranya, para penderita, secara rutin diberikan obat anti retra virus,” jelas Agung.
Agus Jamaludin, Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit Bayu Asih, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tim medis khusus untuk memberikan pelayanan konseling dan pengobatan kepada para penderita HIV/AIDS. “Tapi, kadang, para penderitanya malas untuk dating ke rumah sakit,” ujar Agus.
Berdasarkan hasil survei, perkembangan penjangkitan virus HIV/AIDS di Purwakarta, terutama di lokasi populasi risiko tinggi seperti di komplek pelacuran Cilodong dan Rawa Salem, tiap tahunnya mencapai 200 persen.
NANANG SUTISNA