TEMPO Interaktif, Jakarta - Kementerian Luar Negeri membantah telah mempersulit prosedur bagi kapal "Rainbow Warrior" milik lembaga swadaya masyarakat Greenpeace yang hendak memasuki perairan Indonesia.
"Tidak ada kesan dan niat sama sekali untuk pemerintah membatasi atau memperuslit siapa pun juga, namun itu semua ada proses dan persyaratan untuk memasuki Indonesia," jelas Menlu Marty Natalegawa kepada wartawan seusai acara pelantikan Sekretaris Jenderal Kemlu di Jakarta, Senin 18 Oktober 2010
Berdasarkan informasi yang diterima, kata Menlu, Rainbow Warrior mengajukan permohonan untuk memasuki Indonesia selama tiga bulan untuk kegiatan pariwisata, namun hanya menjelaskan enam hari kegiatan dalam surat permohonannya.
Menlu juga ingin menggarisbawahi bahwa pemerintah juga memiliki pandangan yang sama dalam perlindungan lingkungan, tetapi agen yang mewakili izin kapal Greenpeace tersebut tidak menjelaskan secara detil rencana kegiatan mereka selama tiga bulan di Indonesia.
Sebelumnya, perwakilan Greenpeace Asia Tenggara Nur Hidayati mengatakan pihaknya belum menerima jawaban tertulis dari Kemlu soal kapal mereka.
"Kita menunggu jawaban tertulis, karena sejauh ini kita masih diombang-ambingkan. Baru ada pernyataan lisan. Kalau Kemlu sudah menyatakan menolak, kami harap ada jawaban tertulis," katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi mendukung kebijakan Pemerintah yang menolak kedatangan Kapal Greenpeace, Rainbow Warriors ke Indonesia karena agenda pencinta lingkungan itu diduga membawa misi terselubung yang akan merugikan Indonesia.
Ia curiga pengusaha asing yang produknya kalah bersaing dengan produk-produk Indonesia memanfaatkan LSM Greenpeace untuk melakukan kampanye hitam guna menjatuhkan produk dalam negeri dengan dalih kelestarian lingkungan terancam.
Sofyan mempertanyakan mengapa hanya Indonesia yang menjadi sasaran kampanye lingkungan padahal banyak negara maju yang justru menjadi penyumbang pemanasan global karena industrialisasinya.
Sedangkan Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara Von Hernandes membantah bahwa kedatangan kapal "Rainbow Warrior" ke Indonesia memiliki agenda tersembunyi sehingga dihalangi pemerintah.
Menurut Greenpeace, rencana awal kedatangan kapal tersebut di Indonesia akan melakukan kegiatan kampanye promosi solusi perubahan iklim dengan efisiensi energi dan energi terbarukan.
Kampanye yang dibawa oleh "Rainbow Warrior" bertemakan "Turn The Tide" di Asia Tenggara tersebut dilakukan di tiga negara yaitu Thailand, Indonesia dan Filipina.
WDA | ANT