TEMPO Interaktif, Banjarmasin - Banjir di Kalimantan Selatan meluas. Sedikitnya 11 jembatan hancur dan lebih 500 rumah di Rantau Kabupaten Tapin terendam dengan ketinggian antara 40 hingga 70 sentimeter, Selasa (19/10).
Daerah parah yang dilanda banjir bandang terjadi di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Di lokasi tersebut tujuh jembatan dan enam rumah penduduk hancur terbawa arus pada Senin (18/10) sore. ”Untungnya tidak ada korban jiwa dalam musibah ini,” kata Camat Loksado Rubingan, kepada Tempo hari ini.
Setelah menghantam kawasan obyek wisata Loksado di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, banjir terus menghantam Desa Miawa di Kabupaten Tapin. Di Desa Miawa, banjir bandang menghancurkan lima jembatan dan dua rumah penduduk.
”Sebagian tim penanggulangan bencana menuju Miawa, sebagian lagi bertahan di Rantau,” kata Ketua Tim Tagana Kabupaten Tapin Sugiri, kepada Tempo hari ini.
Alasannya, setelah menghantam Desa Miawa, banjir besar akan melanda kawasan Rantau, ibu kota Kabupaten Tapin.
Baca Juga:
Hingga siang ini sedikitnya 500 rumah penduduk sudah terendam banjir. Sementara kondisi air terus mengalami peningkatan dibandingkan pagi hari. ”Kita siap-siap mendirikan tenda darurat dan dapur umum,” kata Sugiri.
Daerah yang terendam adalah Desa Kupang, Desa Rantau Kanan, dan Desa Rangka, dengan total rumah terendam sekitar 500 rumah. ”Berapa jiwa, kita belum lakukan pendataan, karena banjir terus berlangsung,” ucap Sugiri.
Khaidir Rahman