TEMPO Interaktif, Mataram – Jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 21,55 persen atau 1.009.352 orang. Besarnya persentase penduduk miskin NTB tersebut berada di urutan enam nasional. Penduduk miskin di kota lebih tinggi yaitu mencapai 28,16 persen atau 552.617 jiwa dan di pedesaan sebesar 16,78 persen atau 456.735 jiwa.
Kedudukan 10 besar persentase penduduk miskin tertinggi adalah Papua 36,80 persen, Papua Barat (34,88), Maluku (27,74), Gorontalo (23,19 ), Nusa Tenggara Timur (23,03), NTB (21,55), Nanggro Aceh Darussalam (20,98), Lampung (18,94), Bengkulu (18,30), dan Sulawesi Tengah (18,07).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Soegarenda menjawab konfirmasi menjelaskan bahwa meskipun persentasenya kemiskinan di NTB lebih besar dari Jawa Barat (11,27), Jawa Tengah (16,56) atau Jawa Timur (15,26) tetapi nominal penduduknya tentu tidak lebih banyak.
Tetapi kalau Gorontalo di urutan keempat nasional dan persentasenya 23,19, penanganan pengentasannya lebih mudah. ‘’Sebab nominal penduduk Gorontalo yang miskin lebih rendah dari NTB,’’ kata Soegarenda kepada Tempo, Selasa (19/10).
Sebenarnya jumlah penduduk miskin di NTB menurun dibanding 2009 yang mencapai 1.050.948 jiwa atau 22,78 persen. "Garis kemiskinan di NTB pada 2010 sebesar Rp 196.185 atau meningkat dari tahun 2009 sebesar Rp 185.025," ujarnya.
Garis kemiskinan di daerah perkotaan lebih tinggi yakni Rp 223.784 dan di pedesaan Rp 176.283. Garis kemiskinan makanan pada Maret 2010 sebesar Rp 149.358 dan garis kemiskinan bukan makanan Rp 46.827.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita sehari.
Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh sekitar 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak). Garis kemiskinan bukan makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Terdapat 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.
SUPRIYANTHO KHAFID