TEMPO Interaktif, Surabaya - Sebanyak 7.803 guru atau 25,65 persen dari 29.280 guru di Kota Surabaya belum memenuhi standar kualitas sebagai seorang tenaga pendidik. Karena itu, Pemerintah Kota Surabaya bekerjasama dengan Putera Sampoerna School of Education meluncurkan gedung pusat pengembangan kualitas guru, Teacher Learning Center (TLC), di Dinas Pendidikan setempat Selasa (19/10).
Ketua Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kebangkitan Nasional Paulina Pannen mengatakan guru yang tidak memenuhi standar tersebut adalah guru yang tidak bersertifikasi dan bukan lulusan sarjana strata satu.
Wakil Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartono, mengatakan standar seorang guru sifatnya dinamis. Dahulu, lanjut dia, seorang guru cukup lulusan diploma namun saat ini harus lulus sarjana strata satu. "Mungkin beberapa tahun lagi, seorang guru harus lulus sarjana strata dua," ujarnya.
Ia mengatakan banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan kompetensinya. "Guru lulusan matematika tapi harus mengajar ilmu pengetahuan alam," ujar dia. Selain itu, Kota Surabaya juga masih kekurangan guru.
Director of External Relatiion Communication and Contibution PT. HM Sampoerna Yos Adiguna Ginting, mengatakan untuk meningkatkan kualitas guru, Sampoerna menyediakan TLC.
Ia mengatakan TLC menjadi tempat pertemuan, pengembangan program, karya dan kreasi pendidikan serta program yang kreatif. "Kami juga akan mendampingi guru sehingga menjadi master teacher," kata Yos.
Selain itu, lanjut dia, TLC juga menyediakan perpustakaan, internet dan sejumlah jurnal untuk guru.
DINI MAWUNTYAS