Menurut Anwar, karena usianya yang sudah tua, banyak di antara jembatan tersebut yang konstruksi fondasinya sudah tidak kuat lagi menahan gerusan air sungai.
Sepanjang tahun 2010, tiga jembatan di Kecamatan Wagir, Jabung, dan Kecamatan Pujon patah diterjang air bah. Namun, Pemerintah Kabupaten Malang tidak bisa segera membangun kembali jembatan tersebut karena keterbatasan anggaran.
Di antara 54 jembatan yang kondisinya parah tersebut, hanya 15 jembatan yang bisa dilakukan perbaikan dan perawatan. Itu pun harus dilakukan secara bertahap sehingga baru bisa dirampungkan pada tahun 2015 mendatang.
Anwar mencontohkan, untuk sebuah jembatan dengan lebar tujuh meter dan panjang 15 meter membutuhkan biaya sekitar Rp 15 miliar untuk menggantinya dengan konstruksi beton. Tapi jika fondasinya saja yang diperbaiki dengan ketinggian enam hingga tujuh meter, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 1 miliar.
Jembatan yang kondisinya parah tersebut, kata Anwar, penting fungsinya untuk menghubungkan desa dengan kota di Kabupaten Malang, bahkan juga dengan kota lainnya di luar Kabupaten Malang. Jembatan Ngeprih di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, menghubungkan Malang dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang.
Anwar mengatakan, kondisi jembatan tersebut nyaris patah setelah diterjang air bah yang meluap pada 13 Januari lalu. Jembatan tersebut harus diganti dengan yang baru. Biayanya akan ditanggung Pemerintah Provinsi Jawa Timur. ABDI PURMONO.