TEMPO Interaktif, Dumai - Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan Dumai, Riau, semakin pekat. Sejak tiga hari terakhir, kabut asap membuat jarak pandang di kota Dumai hanya pada kisaran 200 hingga 500 meter. Selain mengganggu aktivitas warga, kabut asap ini memaksa pihak pengelola Bandara Pinang Kampai di Kota Dumai menutup buka bandara.
“Jika pada pagi hari sampai pukul 11.00 WIB, bandara dinyatakan ditutup. Kabut asap sudah mengancam keselamatan penerbangan. Jika pun dibuka, hanya pada kisaran pukl 12.00 WIB hingga batas pukul 16.00 WIB. “ ujar Seksi Staf Operasional Bandara Pinang Kampai Dumai, Ahwin, Kamis (21/11).
Kepada TEMPO, Ahwin mengatakan sejak Senin kemarin, kabut asap tengah menyelimuti udara Dumai dan sekitarnya, termasuk bandara. Rata-rata jarak pandang hingga pukul 11.00 WIB hanya pada kisaran 300 meter. Kondisi ini, kata Ahwin, membuat pendaratan dan lepas landas sangat tidak memungkinkan dan berbahaya.
“Sangat mengancam penerbangan. Kita sudah nyatakan bandara tutup sejak tiga hari lalu,” tambah Ahwin. ”Penerbangan, sementara kita alihkan ke Pekanbaru dan atau tergantung arah kabut asap.”
Berdasarkan catatan pihak pengelola Bandara Pinang Kampai Dumai, kepungan asap ini membuat sejumlah penerbangan ditunda. Itu antara lain penerbangan pesawat Cassa milik Pelita Air yang disewa PT Pertamina. Pesawat tersebut tidak bisa lepas landas dari Dumai menuju Pekanbaru, dengan jadwal seharusnya sekitar pukul 08.00 WIB.
Begitu juga pesawat Foker 100 milik Pelita Air yang disewa PT Chevron. Pesawat itu bataal mendarat di Dumai setelah terbang dari Jakarta. Termasuk pesawat milik Mabes Polri.
“Semua jadwal penerbangan berubah-ubah dan atau dibatalkan. Kecuali sore hari, seiring arah angin, yang membuat kabut asap bergerak ke arah lain, “ kata Ahwin.
Sementara itu, pihak Manggala Agni menyebutkan kabut asap Dumai dipastikan berasal dari kebakaran lahan di Kota Dumai dan Bengkalis yang tersebat di 37 lokasi kebakaran. Saat ini, terdata sekitar 2.000 hektare lahan, termasuk 600 hektare kebun sawit dilanda kebakaran.
“Sepekan terakhir tercatat kebakaran pada 37 titik dengan luasan menapai 2000 hektar lebih. Saat ini Manggala Agni sudah mengerahkan 50 personil pemadaman dan pemblokiran sebaram api,” ujar Kepala Seksi Penanggulangan Kebakaran Hutan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Isbanu.
Meluasnya kebakaran ini, menurut Isbanu, terjadi karena karakteristik lahan gambut dan keringnya lahan. Ini juga diperparah arah angin yang berubah-ubah hingga menyulitkan upaya pemadaman. Faktor minimnya peralatan dan personel, juga membuat upaya penanggulangan kebakaran lahan dan hutan Riau menjadi sulit.
JUPERNALIS SAMOSIR