TEMPO Interaktif, Banyuwangi - Puluhan petani cabai yang tergabung dalam Ikatan Petani Cabai Banyuwangi, Jawa Timur, berunjuk rasa di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Banyuwangi, Kamis (28/10). Mereka menuntut anggota DPRD dan Pemerintah Banyuwangi lebih peduli terhadap nasib petani cabai.
Dalam orasinya, Kordinator Petani Cabai Banyuwangi, Asrofiyanto mengatakan, harga cabai merah di tingkat petani saat ini terlampau murah yakni antara Rp 4.000 - Rp 5.000 per kilogram. “Harga ini tidak sebanding dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan petani,” kata Asrofiyanto, Kamis (28/10).
Menurut dia, biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam satu hektare lahan cabai menghabiskan hampir Rp 40 juta. Namun setelah panen, petani terpaksa merugi hingga Rp 25 juta karena harga yang dibeli tengkulak terlalu murah. "Padahal daerah lain seperti Jember dan Magetan harga cabai sudah Rp 6 ribu perkilogram," kata Asrofiyanto.
Katiman, petani cabai merah lainnya, mengatakan, saat ini petani cabai makin kesusahan karena banyak lahan yang rusak karena terus menerus turun hujan. Akibatnya, bila dalam satu hektare petani bisa panen 15 ton, sekarang panen tidak lebih dari 4 ton. "Panen empat ton saja sudah bagus," keluhnya.
Petani menuntut supaya anggota DPRD dan Pemerintah Banyuwangi melakukan campur tangan dalam penetapan harga cabai ini sehingga harga di tingkat petani di atas Rp 6 ribu per kilogram.
Sayangnya Komisi Perekonomian DPRD Banyuwangi menunda pembahasan tuntutan petani cabai ini pada Kamis pekan depan. Menurut Ketua Komisi Perekonomian, Surya Dalianta Brahmana, pada pertemuan pekan depan, Komisi akan menghadirkan Kepala Dinas Pertanian serta para tengkulak cabai merah untuk duduk bersama membahas aspirasi petani. "Supaya letak masalahnya lebih jelas," katanya kepada petani.
IKA NINGTYAS