TEMPO Interaktif, Malang - Lebih dari 50 persen mahasiswa di perguruan tinggi favorit di Indonesia mengaku berlatar belakang organisasi sosial-keagamaan Nahdlatul Ulama.
Begitulah hasil survei yang dirilis Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), lembaga pelaksana program dan kegiatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di bidang dakwah dan sosial-keagamaan. Survei itu disampaikan di arena Simposium Nasional Deradikalisasi Agama yang bertema “Upaya Mewujudkan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin’ di Lantai 5 Gedung Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Malik Maulana Ibrahim atau UIN Malang, Kota Malang. Simposium berlangsung sejak Sabtu kemarin dan berakhir pada Ahad (31/10) ini.
Menurut Ketua LDNU KH Zakky Mubarak, survei dilakukan oleh Asosiasi Dosen Agama Islam se-Indonesia di 13 perguruan tinggi favorit, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Diponegoro. Dari 500 responden, 253 orang di antaranya mengaku warga NU atau nahdliyin.
“Alhamdulillah, lebih dari 50 persen responden kaum muda nahdliyin ternyata ‘menguasai’ perguruan tinggi favorit. Itu artinya SDM (sumber daya manusia) NU cukup andal dan bermutu,” kata Zakky.
Menurut Zakky, hasil survei itu menjadi menjadi tolok ukur dan indikasi bahwa masa depan NU di bidang keilmuan akan meningkat dari sisi kualitas dan kuantitas.
Ia membandingkan kenyataan itu dari satu-dua dekade ke belakang. Dulu tidak banyak kaum muda nahdliyin yang mampu meneruskan studi di perguruan tinggi umum, apalagi sampai ke perguruan tinggi favorit. Dulu, setelah lulus dari pondok pesantren, mayoritas kaum muda nahdliyin hanya mampu kuliah di perguruan tinggi agama Islam, seperti Sekolah Tinggi Agama Islam atau Institut Agama Islam Negeri.
Mahasiswa NU itu juga membanggakan karena umumnya mereka mempunyai pemahaman keagamaan yang bersifat inklusif dan toleran sehinggga ke depannya dapat memberikan warna baru yang segar dalam menciptakan iklim kehidupan yang kondusif demi terwujudnya kemajuan peradaban.
Rektor UIN Malang, Imam Suprayugo, menambahkan, dari 7.200 mahasiswa di UIN Malang, 836 orang di antaranya mengikuti kelompok hafalan al-Quran. Fakta yang sangat menggembirakan, lulusan dengan indeks prestasi (IP) terbaik justru diraih mahasiswa penghafal al-Quran (hafidz) dari jurusan umum, seperti fisika, matematika, ekonomi, dan teknologi informasi.
“Dari lima kali wisuda, yang lulusan dengan IP terbaik semua hafal al-Quran. Empat orang di antaranya hafal 30 juz. Satu yang terakhir baru hafal 5 juz tapi dia menuliskan skripsinya dalam tiga bahasa,” ujar Imam bangga.
ABDI PURMONO