Sebanyak 3000 penonton yang memadati Ballroom menyambut sapaan itu dengan beragam ekspresi, ada yang berteriak, tertawa, atau sekadar tersenyum simpul. Letak duduk penonton menjelaskan status harga tiket yang dibeli. Jajaran paling depan seharga Rp 25 juta (tipe super diamond), Rp 7,5 juta (platinum), 5 juta (gold), dan makin ke belakang (tipe bronze) harga Rp 1 juta. Menurut promotor Berlianz, Dino Hamid, 60 tiket harga tertinggi sampai harga terendah habis terjual.
Malam itu David Foster benar-benar hadir sebagai penghibur sejati. Ia seorang multitalenta. Di atas pentas dengan latar layar lebar di tengah dan empat di kanan-kiri, ia pemain musik, komposer, arranger, produser, dan sekaligus menjadi pembawa acara. Komposisi instrumentalia St Elmo's Fire dan Winter Games mengawali konser. Dua overture ini diambil dari lagu tema film St Elmo's Fire, yang dibintangi Rob Lowe, dan Winter Games, yang menjadi lagu tema olimpiade musim dingin di Calgary, Kanada.
Setelah itu, di atas panggung muncul Canadian Tenors. Grup vokal pria itu membawakan Because We Believe (versi asli dinyanyikan Andrea Bocelli), Hallelujah, dan The Prayers, yang pernah dipopulerkan Josh Groban.
Berikutnya, penyanyi Natalie Cole menyusul dengan lagu Fever, Miss You Like Crazy, dan Unforgettable. Juara American Idol, Ruben Studdard menyanyikan lagu Morning (pernah dinyanyikan Al Jarreau), I Swear, After Love Is Gone (Earth Wind and Fire) dan duet bersama Natalie Cole, When I Fall in Love.
Untuk menghadirkan David Foster (pada 1992 datang atas undangan stasiun televisi RCTI dalam David Foster's Twilight Orchestra), ada 13 promotor kondang Ibu Kota bersaing. Bahkan jauh sebelum pergelaran Java Jazz Festival, Peter Gontha pernah melontarkan sedang menjajaki Foster untuk tampil di festival jazz Maret lalu. Tapi, mereka hanya menghadirkan Diane Warren, yang dinilai setara dari sisi komposer, aransemen musik dan lagu-lagunya juga populer.
Berlian Entertainment, promotor musik baru berusia 3 tahun (pernah mendatangkan disc jockey Armin Van Buuren, Ian Brown, Kula Shaker dan tokoh kartun Ben 10). Sejak Desember tahun lalu merapat untuk menjajaki kedatangan komposer yang pernah meraih 15 kali Grammy Award dan Emmy Award ini.
"David oke, bukan karena harga yang kami ajukan, melainkan konsep format penampilannya. Mungkin David tidak ingin bergaya festival," ungkap Dino kepada Tempo. Ia juga menyangkal kalau kedatangan David merupakan serangkaian pesta ulang tahun partai besar atau ada nama anak pemimpin republik ini di belakang perusahaan promotor.
Konser Hitman yang disajikan di Jakarta tidak menghadirkan sahabat David seperti dalam album VCD/DVD Hitman, David Foster & Friends (2008). Tidak ada Brian McKnight, Katharine McPhee (menyanyikan lagu Barbara Streisand), Michaels Johns (St Elmo's Fire), Renee Olstead (membawakan lagu Through The Fire, dulu dipopulerkan Chaka Khan). Tidak juga Michael Buble, Kenny 'Babyface' Edmond, apa lagi bermimpi ada Andrea Bocelli, Celine Dion, dan Josh Groban.
Ruben Studdard dari American Idol hadir, selain nama besar Nathalie Cole dan si Harta Karun Amerika, demikian David (mantan produser grup Chicago) menyebut sahabatnya. Yakni, Peter Cetera yang membawakan hits Hard To Say I'm Sorry (lagu yang ditulis mereka berdua dan berhasil menduduki puncak tangga lagu Amerika Serikat), You're My Inspiration dan Glory of Love.
Lagu-lagu yang ditampilkan lebih dikenal di Indonesia tahun 1980-1990-an. Lagu jadul seperti Through The Fire dinyanyikan Mario, personel Kahitna. Tapi, pencapaian nada tinggi tak bisa dibandingkan dengan vokal Khan yang di ajang Java Jazz pernah tampil, atau penyanyi generasi mudanya seperti Olstead. Entah apa pertimbangan Foster menampilkan Mario, yang tidak kebetulan belaka naik ke atas panggung. Mungkin ini lebih kepada muatan lokal dalam konser, mengingat event ini didului pre-event di Medan, Palembang, dan Makasar, di antaranya Yovi Widiyanto, yang kerap disebut David Foster-nya Indonesia.
Sementara itu, Charice Pempengco, penyanyi belia asal Filipina yang dikenal lewat You Tube (tampil juga di edisi DVD Hitman), membawakan tembang yang dinyanyikan diva dunia, Celine Dion dan Whitney Houston, yakni The Power of Love, To Love You More, dan I Have Nothing. Charice merupakan bukti kejelian David menemukan bakat, termasuk aktris dan penyanyi jazz Renee Olstead dan pianis William Yoseph.
David memulai karier sebagai pemain keyboard dalam grup pop Skylark, bandnya menelurkan lagu Wildflower, yang masuk dalam 10 tangga lagu terbaik pada 1972. Selanjutnya, pemilik nama asli David Walter Foster ini mulai beralih menulis lagu dan menjadi produser. Ia bekerja sama dengan Earth, Wind and Fire, yang menghasilkan lagu After The Love Has Gone.
Foster mencetak single, lagu tema soundtrack St.Elmo's Fire (nomor 15 tangga lagu Amerika, 1985), The Best of Me pada 1986 (duet bersama Olivia Newton John) . Album ini melambungkan namanya. Bahkan album kompilasi ini dibuat lebih khusus dalam The Best of Me: A Collection of David Foster's Greatest Works (2000) dan The Best of Me:Original Recording Remastered (2004).
Lagu-lagunya mencetak hit, di antaranya untuk band Chicago, The Bee Gees, Michael Jackson, Madonna, Barbara Streisand, Gloria Estefan, Julio Iglesias, Dolly Parton, Andrea Bocelli, Bryan Adams, Lionel Richi, Whitney Houston, Mariah Carey juga The Corrs dan Il Divo.
Foster mendapatkan penghargaan producer of the year untuk lagu tema film The Bodyguard. Ia juga membuat lagu yang romantis seperti, Unbreak My Heart Toni Braxton, I Will Always Love You Whitney Houston, I Swear All-4-One, dan Because You Loved Me Celine Dion. Beberapa single itu berhasil meraih posisi No.1 pada tangga lagu Billboard Pop Singles dan berhasil memecahkan rekor bertahan selama 42 pekan.
Konser live dibuat pada 2008, Hitman: David Foster and Friends (2008), dan tahun ini kompilasi lagu lawas kembali diaransemen dalam The Magic of David Foster & Friends (2010).
Konsep David Foster and Friends ini kemudian dibawa dalam konsernya, termasuk tur Asia yang diawali 19 Oktober di Tokyo, Jepang, Manila, Bangkok, Jakarta dan berakhir pada 29- 30 Oktober di Singapura. Inilah dunia kreatif di panggung hiburan sesungguhnya. Dan menjadi sebuah pengabdian.
EVIETA FADJAR