Angel mengatakan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia melampaui ekspektasi pertumbuhan negara-negara OECD maupun negara berkembang lainnya. Perekonomian Indonesia tahun ini dan tahun depan bisa tumbuh pada kisaran 6 persen dari produk domestik bruto. "Tapi tekanan inflasi bisa menjadi ancaman," ujarnya.
Menurut Angel, tekanan inflasi sering kali tak bersahabat dengan proses pemulihan ekonomi. Selain itu, kata dia tekanan inflasi akan mempunyai dampak yang besar bagi masyarakat miskin. Bank sentral, kata dia, harus melihat struktur harga yang ada di pasar dan menjaga agar tekanan inflasi tidak berpengaruh secara terus-menerus.
Angel mengakui saat ini sudah banyak terjadi arus modal masuk ke negara berkembang, termasuk ke Indonesia. Menaikkan suku bunga tentunya akan menaikkan daya tarik, dan modal masuk pun lebih tinggi. Persoalan arus modal, menurut dia, memang bisa menjadi masalah. Tapi Indonesia, dia menilai, masih membutuhkan banyak investasi baru.
Dia juga menyarankan Indonesia tidak mengubah nilai mata uang secara fundamental karena ini akan menjadi masalah mata uang di dunia. Yang terpenting adalah ekonomi berjalan secara normal. Namun, Angel mengakui, upaya mengatasi ketidakstabilan nilai tukar bisa menjadi sangat mahal di beberapa negara.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan rekomendasi OECD itu tidak semuanya harus diikuti. "Beberapa masukannya bagus, tapi bukan semuanya harus diikuti," katanya. Hatta mengatakan usul menaikkan suku bunga itu harus melihat kondisi yang ada di dalam negeri.
Pemerintah menginginkan sektor riil dan investasi terus bergerak. Demikian pula dengan peningkatan daya saing di luar negeri. Modal asing yang masuk saat ini jumlahnya luar biasa besar. Itu karena pemilik modal melihat bahwa Indonesia memiliki nilai imbal hasil investasi yang cukup tinggi.
IQBAL MUHTAROM