Penggunaan kentongan sebagai tanda bahaya itu ternyata masih cukup efektif untuk menyelamatkan sejumlah warga kampung yang masih peduli terhadap tanda itu, dari hantaman gelombang tsunami yang melanda wilayah tersebut.
Kepanikan warga tak terelekkan, namun sebagian warga yang perkampungannya berada di dekat titik gempa tektonik itu, bisa selamat dari gulungan tsunami yang terjadi hitungan menit setelah guncangan gempa.
Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menceritakan ketika ia selama dua hari menelusuri perkampungan yang terkena dampak bencana tsunami di Kepulauan Mentawai. "Ada satu perkampungan di Kecamatan Pagai Selatan, rumah-rumah rata dengan tanah, tetapi warganya selamat dari hantaman tsunami," katanya, Senin (1/11).
Menurut masyarakat di sana, kata Irwan, mereka bisa selamat sekampung dari hantaman gelombang tsunami karena saat terjadi gucangan gempa dibunyikan kentongan oleh kepala sukunya dan warga langsung lari ke arah perbukitan. Bunyi kentongan itu sebagai pertanda untuk menyelamatkan diri.
Irwan mengatakan, kearifan lokal warga itu telah menyelamatkan masyarakat satu perkampungan di arah bagian selatan Mentawai dari gulungan gelombang tsunami, meski pun perkampungannya rata dengan tanah.
"Apa yang terjadi, di satu perkampungan yang berada di dekat pusat gempa dan gelombang tsunami di Mentawai itu, tentu suatu pembelajaran yang berarti."
Jadi, Irwan menambahkan, masyarakat kalau membudayakan kearifan lokal di daerahnya, bisa sebagai juru selamat dari bencana yang menimbulkan korban massal.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Ade Edward mengatakan dusun-dusun yang menghadap ke laut lepas di Mentawai, sedikit yang korban jiwa akibat hantaman gelombang tsunami.
Seperti di Muntei dan Bulasat, perkampungan habis dan rata dengan tanah, tapi korban jiwa sedikit sekali, bahkan ada yang sekampungnya selamat semua.
"Tampaknya masyarakat yang tinggal di bagian pantai barat Sumbar itu, masih tetap mempercayai tanda-tanda alam. Mereka juga fanatik terhadap kearifan lokal yang dianutnya sehingga korban sedikit saat gelombang tsunami menghapus darat," katanya.
ANT l BRN