Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bangkitnya Kerajinan Batik Mojokerto

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Mojokerto - Memegang canting, tangan Sri Sarasati bergerak pelan mengikuti lekuk gambar motif batik pada kain mori putih di gawangan yang berdiri agak doyong ke wajahnya. Raut wajah Sri nampak serius, dengan mata terus tertumbuk pada canting yang dipijakkan di sisi-sisi kain. Begitu canting diangkat, bercak tinta malam aneka warna itu lengket pada kain bermotif dedaunan yang biasa disebut motif batik Pring Sedapur itu.

 

Perempuan 24 tahun ini merupakan salah satu pembatik di Desa Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur. Sudah 25 tahun dia menekuni batik. Saben hari, Sri selalu duduk ditemani canting, kompor lengkap dengan wajan kecil penuh tinta di salah satu ruang sempit rumahnya sendiri. ”Dari kecil dulu saya diajari membatik sama embah dan ibu saya,” ujarnya kepada TEMPO, Selasa (2/11) siang kemarin.

 

Sri Sarasati ini bukan pengusaha. Dia pembatik rumahan yang mengerjakan batik sendirian, tanpa bantuan karyawan atau pegawai. Dia juga tidak keliling memasarkan batik buatanya. Batiknya cukup dititipkan kepada Ernawati, pembatik lain yang memiliki usaha batik paling besar. Batik buatan Sri dibeli oleh Erna dengan harga antara Rp 125 hingga 140 ribu. Bukan hanya Sri, tapi beberapa pembatik di desa itu juga demikian.  

 

Di kawasan Surodinawan, Ernawati berperan sebagai koordinator penjualan batik yang dibuat oleh tetangganya. Menurut Erna, satu minggu sekali pembatik di Kecamatan Prajurit Kulon dan Magersari menitipkan batik hasil di  showroomnya. ”Lebih tepatnya mungkin saya ini koordinator. Pembeli itu pesan kepada saya. Kalau permintaan banyak, orderan saya bagi dengan pembatik lain,” ujar Erna, Rabu (3/11) tadi.

 

Menurut Erna, untuk membuat satu lembar batik dibutuhkan waktu lama, antara satu minggu hingga satu bulan. Itu sebabnya pesanan harus dikerjakan bersama-sama pembatik lain. Di showroomnya, satu lembar batik dijual dengan harga antara Rp 125 hingga Rp 2,5 juta, tergantung kualitasnya.

 

Erna menceritakan, pada tahun 90-an sebenarnya beberapa warga kampung sudah membuka usaha batik ini. Mereka membatik, lalu menjualnya ke pasar desa, tetangga, dan kawan. Namun pada tahun 1998 usaha para pembatik ini jatuh diterjang krisis moneter. Dari beberapa pembatik, hanya Erna yang menekuni usahanya hingga tahun 2000-an.

 

Seiring berjalanya waktu, peminat batik ternyata tinggi. Erna semakin mantap dengan potensi bisnis ini. Pada tahun 2002 dia mengajukan izin usaha, dan turun pada tahun 2003. Saat itu dia hanya ditemani 5 karyawan. Dibantu lima karyawan itu, bisnis batik Erna terus meningkat. Tahun 2009 kemarin, Erna mulai berani mematenkan mereknya sendiri “Batik Tulis Erna Mojokerto”.

 

Dengan bantuan Pemerintah Kota Mojokerto, Erna kerap mengikuti pameran batik tingkat Nasional. Dalam satu tahun, belasan kali Erna ikut ambil bagian dalam pameran berskala daerah, maupun nasional.

 

Ajang pameran ini dimanfaatkan Erna dengan menjaring konsumen dengan cara menyebar brosur dan kartu nama. Alhasil, batiknya kini semakin dikenal. Pemesannya ada yang datang dari Surabaya, Malang, Jakarta, Medan, Kalimantan, hingga beberapa daerah di Jawa Tengah.

 

Banyaknya permintaan ini otomatis mendongkrak omzet usaha Erna. Dalam satu bulan, omzet usaha penjualan batik di showroomnya bisa mencapai kisaran  Rp 25 hingga 60 juta. ”Alhamdulillah. Usaha batik ini tidak rugi. Kalau saya ingat-ingat sejak tahun 2000 saya kok belum pernah rugi,” ujar Erna, sembari melepas tawanya.

 

Kini, jumlah karyawanya mencapai 15 orang yang bertugas sebagai pembatik.  Para pegawai itu bekerja dengan sistem borongan dengan upah antara Rp 5000 hingga 9000 per lembar batik. Tinggi rendahnya ongkos, tergantung keruwetan membatiknya. Contohnya, untuk mengerjakan satu lembar batik dengan motif ringan, upahnya berbeda dengan saat mengerjakan satu lembar batik halusan.

 

Dengan sistem itu, kata Erna, semua pihak diuntungkan. Namun demikian, usaha Erna ini bukan tanpa halangan. Gempuran batik printing (batik buatn pabrik) yang dijual murah di pasaran mengancam produknya. Dengan harga lebih murah, masyarakat rupanya lebih memilih batik printing.  ”Itu saja masalahnya. Kalau soal modal maupun pemasaran, saya kok merasa baik-baik saja,” tuturnya.

 

Untuk mengembangkan bisnisnya, Erna juga memanfaatkan pinjaman bergulir dari Pemerintah Kota Mojokerto sebesar Rp 8 juta untuk mengembangkan bisnisnya. Sedangkan pembatik skala kecil di kampungnya juga mendapat bantuan pinjaman bergulir Rp 1 juta dengan masa pengembalian sepuluh bulan.

 

Erna juga bukan tergolong pengusaha pelit. Menurut dia, kalau ada pembatik di kampungnya kurang modal, dia berusaha membantunya dengan menyisihkan sebagian pinjaman yang ia terima dari pemerintah. ”Biasanya modal yang dari pemerintah kota itu saya bagi dengan mereka,  biar tetap bisa bekerja,” ujar Erna.

 

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Mojokerto, Harlis Styati mengatakan, memang pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak usaha batik di Kota Mojokerto. Mulai dari bantuan dana bergulir tanpa bunga,  pelatihan, hingga bantuan pemasaran. “Mereka kami ajak untuk ikut pameran agar usahanya dikenal pembeli,” ujar Harlis.

 

Usaha pembinaan Pemerintah Kota Mojokerto memang tak sia-sia. Pada Juli tahun ini,  dalam pameran batik untuk memperingati Hari Koperasi tingkat Nasional di Gresik, batik tulis Kota Mojokerto mendapat juara satu.

 

Prestasi Kota Mojokerto tak lepas dari kepiawaian Erna karena dalam pameran tersebut dia juga menyabet peringkat I karena kualitas batiknya dinilai yang paling baik dan stand batiknya memperoleh penjualan paling banyak.

 

Tak hanya itu, dalam pameran acara Dekranasda di Jatim Exspo Surabaya, Mei lalu, Erna dan pembatik Mojokerto juga mendapat juara satu untuk kategori desain terbaik. ”Kami tidak akan tinggal untuk memajukan kerajinan batik. Kini tinggal mereka (pembatik) sendiri yang mengembangkan,” ujar Harlis.

 

MUHAMMAD TAUFIK

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

1 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".


Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

2 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.


Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

6 hari lalu

Sejumlah remaja perwakilan dari berbagai daerah berjalan dengan mengenakan busana kolaborasi kebaya, adat, dan batik saat mengikuti pagelaran fesyen Batik Specta Nusantara di Kawasan Cagar Budaya Nasional Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 1 Oktober 2022.  Pagelaran fesyen yang menampilkan 1.000 busana batik nusantara itu sebagai upaya Pemerintah Kota Semarang mendukung Gerakan Peningkatan Produk Dalam Negeri (P3DN) sekaligus dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

30 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

33 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

49 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

56 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.