"Kedua pihak sepakat untuk berkomitmen memberikan jaminan agar pelayanan kapal, barang dan peti kemas di pelabuhan dapat berjalan dengan efektif dan efisien," kata General Manager Pelindo II Cabang Tanjung Priok, Cipto Pramono, usai menandatangani kesepakatan SLA dengan PBM di Kantor Pusat Pelindo II, Tanjung Priok, hari ini.
Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh masing-masing perwakilan 16 PBM dengan tiga target yang harus dicapai oleh pihak operator pelabuhan dan perusahaan bongkar muat. Ketiga target itu berkaitan dengan komitmen pola kerja 24 jam sehari dalam 7 hari, lamanya waktu tambat kapal di dermaga untuk menyelesaikan bongkar muat, kecepatan bongkar muat barang dan peti kemas serta produktivitas Tenaga Bongkar Muat (TKBM).
"Pelindo II berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan pelayanan melalui kerjasama dengan mitra perusahaan bongkar muat ini, untuk memacu kompetisi positif dalam hal pelayanan dengan menerapkan sistem reward and punishment," kata Cipto.
Selama ini, kata dia, masalah di pelabuhan Tanjung Priok berkaitan dengan banyaknya penumpukan kontainer saat melakukan bongkar muat akibat lamanya waktu tunggu kapal di pelabuhan.
Menurut Cipto, semangat untuk menjalin kesepakatan tersebut sebenarnya sudah ada sejak Februari hingga April, namun sempat tertunda. "Bulan April tertunda karena kasus Mbah Priok. Kesepakatan dengan 16 PBM ini sebagai acuan awal, kalau nantinya baik tidak menutup kemungkinan untuk lakukan kerjasama lainnya," ujarnya.
Berdasarkan data dari Pelindo II, arus barang yang diberangkatkan (muat) melalui dermaga konvensional (khusus domestik) di Tanjung Priok tahun ini mencapai 4.870.193 ton. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 37,7 persen atau setara dengan 1.333.144 ton dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya sebesar 3.537.049 ton. Barang dimuat yang dominan terdiri atas semen bag, general cargo, klinker serta peti kemas antar-pulau.
Untuk barang ekspor, terdapat kenaikan sebesar 0,5 persen atau sebesar 12.332 ton di mana tahun ini arus ekspor mencapai 2.399.990 ton. Sedangkan pada tahun lalu, arus ekspor hanya mencapai 2.387.658 ton. Kenaikan disebabkan oleh meningkatnya ekspor beberapa komoditi barang strategis seperti crude palm oil (CPO), semen, klinker dan beberapa produk kayu.
ROSALINA