TEMPO Interaktif, Bojonegoro - Banjir bandang merendam 220 rumah dan menghanyutkan dua rumah di dua desa di Kecamatan Gondang, Bojonegoro, Senin (8/11) dini hari tadi. Selain itu, puluhan hektare tanaman jagung, padi, dan palawija terancam puso akibat tergenang air luapan Kali Pacal.
Sejauh ini, tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Setelahmeluap, air akhirnya surut sekitar lima jam kemudian. Namun empat kambing milik warga ikut terseret arus. Banjir setinggi 1,5 meter tersebut disertai lumpur setebal 15 sentimeter ini. Namun warga sebelumnya telah bersiap-siap keluar rumah begitu mendengar suara gemuruh dari pegunungan kapur di kecamatan tersebut.
Menurut Gatot, 36 tahun, warga Desa Gondang Kecamatan Gondang, puncak banjir bandang terjadi mulai pukul 19.00, pada Minggu malam lalu, hingga dini hari tadi. “Warga lalu pergi keluar rumah,” katanya.
Dua rumah yang hanyut adalah milik Yasiran, 40 tahun, dan rumah milik Dasuri, 74 tahun. Keduanya adalah warga Dusun Tliweng, Desa Senganten. Banjir bandang juga merusak sekitar 20 hektare tanaman jagung siap panen, 15 hektare padi umur dua bulan, serta kacang ijo sekitar 20 hektare. Kerugian untuk sementara sekitar Rp 350 juta.
Camat Gondang, Priyono mengatakan, pada Minggu malam, pihaknya sudah menyiapkan tempat pengungsian. Tetapi, warga lebih memilih tinggal tidak jauh dari rumahnya yang terndam banjir. Ia juga telah menyediakan obat-obatan secukupnya untuk warga yang mengungsi.
Baca Juga:
Hujan deras juga menyebabkan daerah selatan Bojonegoro menyebabkan tanggul di Dusun Lerdan Desa Palembon Kecamatan Kanor, jebol sepanjang 12 meter. Tanggul itu berada di sungai Mekuris, yang merupakan anak sungai Bengawan Solo.
Menurut Kepala Desa Palembon, Sujitro, tanggul jebol karena luapan air di sungai Mekuris tidak tertampung. Akibatnya, air masuk ke jalan-jalan. Ia sudah melaporkan kejadian ini ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro.
SUJATMIKO