Direktur Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan dengan penerbitan ini akan segera menutup target pembiayaan devisit dari SBN sebesar Rp 162 triliun. Hingga awal November 2010, kata dia, penerbitan Surat Berharga Negara telah mencapai 97 persen dari target.
Hingga akhir tahun, pemerintah berencana menerbitkan SBN dua kali lagi. Untuk tahun depan, pemerintah menargetkan pembiayaan dari penerbitan SBN hingga Rp 200 triliun. "Setelah kemarin APBN 2011 disahkan, kita harus segera membuat program penerbitan tahun depan. Berdasarkan undang-undang, itu harus dikoordinasikan dengan BI. Kita baru akan ketemu sekitar bulan Desember," kata Rahmat.
Menurut Rahmat, dari total nilai tersebut pemerintah belum menentukan berapa yang akan dialokasikan dari domestik, internasional, retail, non retail, SUN, dan syariah. "Saat ini kami belum menentukan jumlah, rincian, dan timingnya," kata Rahmat.
Khusus untuk Samurai Bond pada tahun 2011, menurut Rahmat, pemerintah bisa mendapatkan fasilitas penjaminan dari Japan Bank for International Cooperation (JIBC). Namun, jika pemerintah Indonesia sudah mendapatkan investment grade, maka tidak perlu lagi ada jaminan.
Selain Samurai Bond, pemerintah juga sedang mengkaji penerbitan Euro Bond. Namun, Rahmat memastikan hingga tahun depan belum ada instrumen baru yang akan diterbitkan pemerintah untuk pembiayaan APBN 2011.
EVANA DEWI