TEMPO Interaktif, Surabaya - Persebaya Surabaya harus mengakui keunggulan Tim Indo Holland, yang diperkuat pemain keturunan Indonesia di Belanda, dalam laga persahabatan bertajuk Charity Match Untuk Indonesiaku di Stadion Gelora 10 November Tambaksari,Rabu (10/11) malam. Didukung belasan ribu suporter fanatiknya, Persebaya yang dipersiapkan mengikuti Liga Primer Indonesia itu dipaksa menyerah dengan skor 2-1.
Indo Holland mecetak gol pertama melalui Dane Brard menit ke-17 memanfaatkan umpan matang Coben Farnoeboen. Pada menit ke-38 wasit Yasser Abdelraouf Abdealaziz dari Mesir mengusir keluar kapten Persebaya Mat Halil karena dengan sengaja menahan bola yang hendak masuk gawang dengan tangannya.
Selain mengeluarkan Halil, wasit juga menunjuk titik putih. Eksekusi penalti itu dilakukan dengan bail oleh Bryan Brard sekaligus menggandakan kemenangan Indo Holland.
Pemain pengganti Andi Vermansyah sempat mengobati kekecewaan Bonekmania setelah tendangannya gagal dibendung penjaga gawang lawan Simon Latumela. Gol Andik berkat kerja keras Erol Iba yang menyisir sisi kanan pertahanan Indo Holland.
Meski kalah, pelatih Persebaya Aji Santoso mengaku cukup puas dengan penampilan anak-anak asuhnya. Sebab, kata dia, sebagian besar pemain yang dia turunkan masih minim pengalaman. "Setelah melihat penampilan anak-anak, ada harapan tim ini bisa berkembang ke arah yang lebih baik," kata Aji.
Adapun pelatih Indo Holland, Stanley Brard, senang bisa meraih kemenangan di Surabaya. Menurutnya, kemenangan tersebut terbilang mengejutkan karena pemain-pemain yang dia bawa ke Indonesia belum pernah bermain sebagai sebuah tim. Kemenangan itu, kata dia, merupakan modal penting sebelum dijamu Persema Malang di Malang pada Jumat lusa. "Sebab persiapan kami sangat singkat, sehingga belum sempat latihan bersama," tutur Stanley.
Sementara itu CEO PT Pengelola Persebaya Llano Mahardika menyebutkan, tiket yang terjual dari laga amal itu berjumlah 14.504. Sesuai rencana, uang yang terkumpul itu akan disumbangkan kepada korban bencana alam di Yogyakarta, Mentawai dan Wasior. "Jumlah nominalnya masih kami hitung," ujar Llano.
Laga amal ini menjadi pemanasan jelang digulirkannya Liga Primer Indonesia --yang berada diluar struktur PSSI- pada Januari nanti. Laga amal ini kembali menjadi "medan perang" antara pengurus LPI dengan Pengurus PSSI. PSSI, dalam situs resminya, menyatakan akan menulis surat kepada otoritas sepak bola dunia (FIFA) untuk mengadukan keterlibatan wasit asal Mesir, anggota Wasit FIFA tahun 2010, dalam laga amal itu.
Kedatangan empat wasit asal Mesir itu dianggap melanggar aturan baku yang diberlakukan selama ini. Mekanisme penugasan wasit antarnegara harus sepengetahuan federasi atau asosiasi sepakbola negara masing-masing. Kerjasama atau koordinasi antar Member-Association (MA) sudah menjadi acuan FIFA. "Dengan demikian biarlah FIFA yang akan mengambil tindakan kepada mereka," jelas Nugraha Besoes, sekjen PSSI. Laporan serupa juga ditulis pada FA Mesir dan Konfederasi Sepakbola Afrika (CAF).
KUKUH S WIBOWO