Presiden mengatakan, perekonomian Indonesia tidak boleh disandarkan pada Amerika Serikat atau Eropa yang mengalami krisis sejak dua tahun lalu dan belum juga pulih hingga sekarang. "Justru yang menjadi pilar dalam menyangga perekonomian global adalah Asia dan beberapa emerging economies," kata Presiden dalam perjalanan menuju Seoul.
Menurutnya, Indonesia harus bisa memanfaatkan momentum perubahan konstelasi ekonomi dunia untuk meningkatkan kapasitas ekonomi dan menjadi salah satu pemain penting dalam perekonomian global. Dunia, kata Presiden, telah berubah dan akan berubah.
Dominasi ekonomi negara barat tidak lagi terus bertahan tetapitelah muncul kutub-kutub baru, yakni kekuatan emerging nation atau emerging country. Oleh karena itu, Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum tersebut untuk mendorong perekonomian nasional sekaligus meningkatkan peran di tingkat global.
Pada bagian lain penjelasannya, Presiden Yudhoyono mengatakan, keberadaan G-20 membantu terjadinya pemulihan ekonomi walaupun dalam kadar tertentu. "Economic recovery yang sedang terjadi ini ada achievement, berlebihan kalau tidak ada achievement. Berlebihan kalau G-20 dianggap tidak ada efektivitasnya, kita harus fair," kata Kepala Negara.
Presiden Yudhoyono mengatakan, walaupun pertemuan G-20 di Seoul berlangsung di bawah bayang-bayang isu perang kurs antara Amerika Serikat dengan Cina, ia optimis setiap negara memiliki pandangan konstruktif dalam pertemuan G-20 kali ini. "Mudah-mudahan (perang kurs) itu tidak terjadi karena pada tingkat leaders seharusnya paham. Currency penting, fair play juga penting, balance penting," katanya.
Presiden berserta rombongan tiba di Seoul Korea Selatan Kamis malam, setelah menempuh penerbangan 6 jam dan 30 menit, . Pesawat khusus kepresidenan A 330-300 milik Garuda mendarat di Bandara Internasional Incheon pada pukul 20.20 waktu setempat (dua jam awal di banding Jakarta). Presiden dan Ibu Ani Yudhoyono langsung menuju Hotel Renaissance, di pusat kota Seoul. Esok paginya akan menghadiri rangkaian acara KTT G20.
Rencananya, usai menghadiri KTT G-20, Presiden bertolak ke Yokohama, Jepang, untuk mengikuti KTT APEC. Turut dalam rangkaian kunjungan ke Korea dan Jepang antara lain, Menteri Koordinator Perkeonomian Hatta Rajasa, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, dan Menteri Perindustrian MS Hidayat. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, dan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu sudah mendahului.
AGUS SUPRIYANTO | ANTARA | Presidenri.go.id