"Sedang kami diskusikan," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Evita Herawati Legowo, kepada Tempo, hari ini.
Hal serupa juga dinyatakan oleh Direktur Pembina Usaha Hilir Migas, Saryono Hadiwidjodjo. "Sedang kami rapatkan dulu mengenai kebijakan yang akan diambil, jadi belum bisa dipaparkan," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Layanan Umum meminta agar pemerintah memberikan subsidi agar terjadi keseragaman harga BBG untuk keperluan pemakaian Transjakarta sebagai layanan transportasi publik.
Sementara itu, pihak Pertamina selaku salah satu pemasok BBG mengklaim telah memberikan harga BBG paling murah yang diperuntukkan bagi Transjakarta. "Kita kasih harga sampi Rp 2.750 per LSP (Liter Setara Premium)," ujar vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Muchamad Harun.
Sayangnya, Harun belum bisa memaparkan berapa jumlah BBG yang dipasok oleh Pertamina untuk memenuhi kebutuhan Transjakarta.
Dihubungi secara terpisah, anggota Komisi Energi DPR RI, Satya W Yudha, justru mendukung permintaan subsidi untuk BBG Transjakarta yang diajukan oleh Badan Layanan Umum Transjakarta. "DPR mendukung adanya pola subsidi untuk BBG," kata dia.
Menurut dia, upaya subsidi BBG ini, nantinya secara alamiah akan menjadi faktor pendukung pembatasan pemakaian BBM bersubsidi secara natural oleh masyarakat. "Karena pembatasan secara natural pemakaian BBM subsidi dapat terjadi apabila tersedia alat transportasi publik yang memadai yang berbahan bakar gas," katanya.
GUSTIDHA BUDIARTIE