Menurut Arwin, perseroan mengharapkan dapat menjual subdebt tersebut dengan bunga murah atau di bawah 10 persen. Namun, penawaran calon investor meminta bunga 11,3 persen. "Kemarin, 11,3 persen terakhir. Animo banyak sekali," kata Arwin di Financial Club, Senin (15/11) siang.
Atas penawaran ini, nilai obligasi di pasar sempat naik. "Obligasi di pasar 102, malah sampai 103-104," katanya. Ia mengartikan, dengan nilai obligasi tersebut, permintaan atas instrumen tersebut relatif tinggi.
Karena itu, harga seharusnya naik dan bunga subdebt jadi turun. "Kami inginnya di bawah 10 persen," katanya. Soal peminat subdebt, ia mengaku sudah dihubungi oleh investor lokal dan asing.
Arwin melanjutkan, subdebt ini diharapkan bisa dilakukan selambatnya awal 2011. "Saat ini, kita menunggu Bapepam-LK," katanya. Nilai subdebt mencapai Rp 1-1,5 triliun.
FEBRIANA FIRDAUS