TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB), Ferdi Tanone mengatakan klaim Indonesia atas pencemaran minyak di Laut Timor, akibat meledaknya ladang minyak Montara 21 Agustus 2009 ditolak PTTEP Australasia.
"Penolakan tersebut mengacu pada laporan ilmiah yang menyatakan bahwa tumpahan minyak tidak mencapai di pantai-pantai Indonesia," kata Tanoni di Kupang, Senin (15/11).
PTTEP Australasia milik Thailand itu, menurut dia, sedang digugat oleh pemerintah Indonesia sebesar US $ 2,4 miliar sebagai kompensasi atas tumpahan minyak mentah di perairan Indonesia di Laut Timor yang bersumber dari kilang Montara.
Minyak dan kondensat tersebut, dilaporkan tertumpah ke dalam Laut Timor selama 74 hari setelah sumur Montara meledak pada 21 Agustus 2009.
Sehubungan dengan penolakan tersebut, Tanoni mengusulkan agar Timnas Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut (PKDTML) pimpinan Freddy Numberi dibekukan.
"Sejak awal tim ini tidak pernah bekerja serius dan maksimal. Bahkan mengabaikan seluruh fakta dan data yang disampaikan masyarakat terkait dengan kasus pencemaran minyak di Laut Timor," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Advokasi Tuntutan Ganti Rugi Pencemaran Laut Timor, Masnellyarti Hilman membantah adanya penolakan PTTEP Australasia terkait klaim Indonesia terhadap pencemaran Laut Timor akibat meledaknya ladang minyak Montara.
"Sampai detik ini belum ada ada penolakan dari PTTEP Australasia terkait klaim yang diajukan pemerintah Indonesia," kata Hilman usai menggelar pertemuan dengan jajaran Pemerintah NTT di Kupang.
Pada pertemuan awal beberapa bulan lalu, menurut dia, PTTEP Australasia tidak pernah menolak klaim yang diajukan oleh pemerintah Indonesia. Pihak Montara meminta pemerintah Indonesia untuk menyiapkan data yang akurat, termasuk data nelayan terkena dampak pencemaran itu disertai dengan bukti diri, seperti Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan dari desa.
"Kita sudah meminta bantuan pemerintah NTT untuk membantu melengkapi data diri nelayan yang terkena dampak pencemaran di Laut Timor," katanya.
Pertemuan kedua dengan pihak Montara, tambahnya, rencananya baru akan digelarnya lagi pada 19 Desember 2010 ini.
YOHANES SEO