Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menjaga Anak Balita dari Pneumonia

image-gnews
breastfeedingmomsunite.com
breastfeedingmomsunite.com
Iklan
TEMPO Interaktif, Gempuran polusi udara Jakarta membuat Dyah cemas terhadap kesehatan anaknya. Ibu satu anak itu memilih agar anaknya, Neisa, menghabiskan waktu bermain di dalam rumah. "Kalau keluar, pilih pagi hari saja. Pas udara masih bersih," kata ibu bayi berumur dua setengah tahun itu. 

Saat tinggal di kampungnya di Jawa Tengah, urusan udara ini tak terlalu bermasalah bagi Dyah. Dia bisa membawa anaknya setiap saat keluar rumah. "Namun di Jakarta tak bisa, karena banyak polusi," kata ibu rumah tangga yang tinggal di Pasar Rebo, Jakarta Timur, ini.

Polusi udara memang membahayakan kesehatan. Bagi anak-anak, paparan polusi udara ini merupakan salah satu faktor risiko timbulnya penyakit pneumonia atau peradangan jaringan paru-paru. Penyebabnya adalah infeksi kuman. Ketika paru-paru terinfeksi, organ itu tidak bisa menjalankan fungsinya, yakni mendapatkan oksigen bagi tubuh.

Setiap tahun, pneumonia membunuh sekitar 1,8 juta anak di bawah umur lima tahun atau sekitar 20 persen dari total kematian anak balita di dunia. Indonesia, sesuai dengan laporan UNICEF dan WHO pada 2006, berada di peringkat keenam dunia. Berdasarkan survei di 10 provinsi yang dilakukan oleh Subdit ISPA Kementerian Kesehatan RI dalam Riset Kesehatan Dasar 2007, 15,5 persen penyebab kematian anak balita adalah pneumonia.

Menurut Dr Darmawan B.S., SpA(K), Ketua Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, selain paparan polusi, pneumonia bisa menyerang bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau prematur, tidak diberi air susu ibu (ASI) eksklusif, tak diberi imunisasi dengan lengkap, kekurangan vitamin A, dan mengalami gizi buruk.
Darmawan menjelaskan, gejala pneumonia tahap awal biasanya didahului gejala selesma (demam, batuk, dan pilek) serta disertai nyeri kepala dan hilangnya nafsu makan.

Pneumonia tahap lanjut ditandai oleh napas cepat, hidung kembang-kempis, hingga kesulitan bernapas. "Pada tahap berat, ditandai bernapas dengan disertai tarikan dinding dada," kata dia.

Sementara itu, pada kasus sangat berat, ditandai oleh penurunan suhu tubuh, kejang, penurunan kesadaran, tak bisa makan, hingga kulit anak tampak membiru.
Dr I Boediman, SpA(K), staf Divisi Respirologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, menambahkan, jika menemukan anak dengan gejala susah napas, demam, dan mengalami gangguan makan, segera bawa anak itu ke rumah sakit. Bagi anak yang kesulitan bernapas dan kekurangan oksigen, ia perlu dirawat dengan bantuan asupan oksigen.

Selain itu, diperlukan asupan gizi guna meningkatkan sistem pertahanan tubuh anak. "Terutama vitamin A dan zinc (seng)," kata Boediman. Gizi yang baik berguna mencegah serangan pneumonia atau mempercepat penyembuhan.
Langkah pencegahan juga harus dilakukan melalui imunisasi. Imunisasi DPT dan campak memberikan kekebalan terhadap penyakit yang meningkatkan risiko anak terkena pneumonia. Sedangkan imunisasi Hib dan pneumokokus memberikan kekebalan terhadap penetrasi kuman penyebab pneumonia.

Faktor lingkungan juga harus diperhatikan. "Anak harus dijauhkan dari paparan asap rokok, asap dapur, dan polusi udara," kata Boediman. Rumah harus diberi ventilasi yang baik, kebersihannya dijaga, dan jangan batuk atau bersin sembarangan. Pasalnya, penularan pneumonia rentan melalui percikan batuk atau bersin. Sebaiknya menutup mulut saat batuk atau bersin, mencuci tangan setelah batuk/bersin, dan menggunakan masker pelindung.  Nur Rochmi




Mencegah Anak Balita dari Pneumonia

- Berilah bayi ASI eksklusif hingga berumur enam bulan.
- Berilah bayi gizi yang cukup dan seimbang. Kecukupan gizi meningkatkan sistem pertahanan tubuh. 
- Imunisasi. Imunisasi yang penting berkaitan dengan pneumonia antara lain imunisasi DPT, campak, pneumokokus, dan Hib. 
- Lingkungan bebas asap. Jauhkan anak dari paparan asap rokok; asap dapur, terutama dari pembakaran kayu dan sejenisnya; serta polusi udara. 
- Etiket batuk. Penularan pneumonia banyak berasal dari percikan batuk atau bersin pasien pneumonia. Sebaiknya menutup mulut saat batuk atau bersin. Selain itu, mencuci tangan setelah batuk/bersin untuk menghindari tersebarnya kuman.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.