Eviyanti mengemukakan bantahannya berkaitan dengan terjadinya kelangkaan BBM, terutama di Stasium Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di berbagai daerah di Jawa Timur.
Menurut Eviyanti, Pertamina tidak pernah melakukan pengurangan pasokan hingga 50 persen seperti yang dikatakan pengelola SPBU. Kalaupun terjadi pengurangan pasokan, sifatnya hanya penghematan dan diperkirakan tidak akan mempengaruhi pelayanan kepada konsumen. “Kami memang sedang melakukan penghematan, tapi tidak sebesar itu,” kata Evi kepada Tempo, Kamis (18/11).
Antrean panjang dan kelangkaan BBM di SPBU, menurut dia, merupakan dampak dari peningkatan kebutuhan selama Idul Adha. Kondisi ini diperparah dengan terganggunya distribusi BBM dari Depo Pertamina Surabaya ke SPBU, terutama di lokasi-lokasi terjauh di Jawa Timur. Akibatnya distribusi BBM ke daerah tersebut mengalami keterlambatan.
Hal lain yang menjadi pemicu kelangkaan BBM, menurut Evi, terjadinya upaya spekulatif yang dilakukan pengecer. Keberadaan mereka yang menyerbu SPBU sangat menyedot pasokan BBM untuk kendaraan bermotor. Karena itu dia meminta kepada pengelola SPBU yang memiliki jatah terbatas untuk tidak melayani pengecer seperti yang telah diterapkan di Malang. “Premium kita berpindah ke pengecer,” ucapEvi.
Namun demikian, fenomena ini cukup menjadi alasan bagi Pertamina untuk menunda dulu upaya penghematan BBM bersubsidi. Namun dia tidak menjelaskan sampai kapan penundaan itu akan dilakukan.
Untuk memulihkan kembali pasokan BBM di Jawa Timur, Pertamina juga akan memaksimalkan pelayanan ke SPBU. Bahkan loket penjualan di Depo Pertamina Surabaya akan dibuka 24 jam untuk memulihkan situasi, terutama kawasan yang jauh dari Depo Surabaya.
Mulai bulan Januari hingga September 2010 Depo Pertamina Surabaya sudah menggelontorkan BBM sebanyak 2.350.000 kilo liter. “Mulai Senin depan akan kita lakukan recovery pasokan,” papar Evi. HARI TRI WASONO.