Setidaknya terdapat 37 blok kembar (twin block) rusunawa baru yang tersebar di 27 lokasi di 12 provinsi Tanah Air. Selain menjadi alternatif pilihan tempat tinggal, pembangunan rusunawa diharapkan mengurangi permukiman kumuh yang tersebar di kota besar. "Tujuannya agar masyarakat berpenghasilan rendah tak lagi menempati permukiman kumuh," kata Budi di Jakarta, Rabu (18/11).
Pembangunan 37 blok kembar diperkirakan menghasilkan 3.663 unit rusunawa di 12 provinsi. Dengan jumlah tersebut, pemerintah bisa melayani kebutuhan permukiman layak huni untuk 3.663 keluarga. Rusunawa ini dapat disewa oleh masyarakat berpenghasilan maksimum Rp 2,5 juta per bulan. Cicilan per bulan untuk rusunawa tipe 24 ini minimum Rp 200 ribu.
Kementerian tengah memprioritaskan pembangunan rusunawa di Jawa Timur dengan target pembangunan 8 blok kembar. Satu blok kembar memiliki 99 unit rusunawa, atau 792 unit rusunawa. Untuk Gresik dan Surabaya, kawasan kumuh mulai berkurang karena dibantu rusunawa. “Masalahnya, jika satu permukiman kumuh berkurang, permukiman kumuh lain tercipta," kata Budi.
Menurut Budi, Kementerian perlu bekerja sama dengan pemerintah daerah. Apalagi pemerintah setempat memiliki kepentingan yang sama dalam mengurangi permukiman kumuh. "Saat ini sudah ada beberapa daerah yang meminta Kementerian membangun rusunawa di wilayahnya," kata Budi tanpa menjelaskan lokasinya.
Pembangunan 37 blok kembar itu merupakan bagian dari Rencana Strategis 2010-2014 Direktorat Jenderal Cipta Karya, yang menargetkan pembangunan 270 blok kembar. Jumlah itu naik dari target 2005-2009, yang hanya 193 blok kembar. Anggaran yang dikeluarkan pemerintah selama lima tahun mencapai Rp 3,24 triliun atau Rp 12 miliar untuk setiap satu rusunawa.
SUTJI DECILYA