"Penyiksaan yang dikabarkan terjadi terhadap wanita ini merupakan hal yang banyak terjadi. Dan, yang menyedihkan, ini merupakan kejadian terbaru dari serangkaian kasus penyiksaan dan eksploitasi terhadap wanita pekerja domestik di kawasan Teluk yang dilakukan majikan mereka," ujar Direktur Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara Amnesty International, Malcolm Smart, dalam siaran pers, Kamis (18/11).
Tenaga kerja asal Indonesia, Sumiati, 23 tahun, disiksa majikannya hingga sekujur wajahnya penuh luka. Bahkan di mulutnya ada bekas guntingan. Akibatnya, sebuah rumah sakit swasta di Madinah harus merujuk Sumiati ke Rumah Sakit King Fahd.
Menurut Smart, wanita pekerja migran yang datang ke Arab Saudi dan negara-negara kawasan Teluk lainnya menghadapi ancaman penyiksaan dan eksploitasi. Para buruh migran tersebut mengalami diskriminasi karena gender, status sosial yang rendah, dan karena berasal dari negara-negara berkembang ataupun negara miskin.
"Sebagai buruh migran, mereka hanya mendapat sedikit hak yang diberikan pemerintah tempat mereka bekerja," tambah Smart.
"Akar masalah ini adalah kegagalan pemerintah di negara-negara Teluk untuk memenuhi hak para wanita buruh migran yang menjadi pekerja domestik. Buruh dari negara-negara seperti Indonesia, India, Pakistan, dan Sri Lanka menyokong perekonomian negara-negara Teluk. Sudah sepantasnya mereka mendapat perlakuan yang adil," imbuh Smart.
AMNESTYUSA.ORG| KODRAT SETIAWAN