Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eksplorasi Kain Nusantara  

image-gnews
Layar raksasa di atas panggung saat Jakarta Fashion Week 2010/2011. TEMPO/Dasril Roszandi
Layar raksasa di atas panggung saat Jakarta Fashion Week 2010/2011. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Seperti menguras ceruk harta karun yang tak ada habis-habisnya. Demikian keindahan kain-kain Nusantara dieksplorasi habis-habisan selama seminggu dalam acara Jakarta Fashion Week, yang berakhir pekan lalu. Kain-kain tradisional itu tak pernah absen sepanjang peragaan. Mulai kain songket, ikat, tenun, hingga batik. Semuanya mendapat sentuhan dari para perancang Tanah Air dan menjadi sumber inspirasi busana siap pakai dengan sentuhan mode terkini.

Kain-kain itu dieksplorasi tak terbatas sebagai kain bawahan atau selendang pelengkap kebaya, seperti yang sudah umum. Namun kreativitas para perancang pun piawai menyajikan celana, legging, rok, rompi, jaket, gaun malam, dan masih banyak lagi.

Perancang Stephanus Hamy menyulap kain gendongan, yang memiliki tekstur yang kasar, kaku, dan keras, menjadi baju-baju yang chick dan girly. Padahal selama ini kain bermotif lurik itu lebih banyak dipakai para penjual jamu untuk menggendong keranjang bambu yang berisi botol-botol jamu keliling kampung maupun dibuat sebagai sorjan yang dipakai masyarakat adat.

Hamy--demikian sapaannya--mengeksplorasi aneka kain yang dijual murah di pasar-pasar tradisional menjadi rancangan modern. Kain lurik atau lurek dalam bahasa Jawa, yang artinya garis atau lajur dan berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Yogyakarta, di tangan Hamy menjadi karya modern dan penuh sentuhan kekinian. Misalnya atasan tanpa lengan maupun lengan pendek yang dipadu rok dan legging hitam.

Ada kalanya sentuhan tradisional sama sekali tak terlihat dengan membuat atasan berbentuk bujur sangkar, dengan memanfaatkan struktur lurik yang kaku jadi bagian pundak lurus ke samping. Atasan itu dipadukan dengan rok a-line yang modern sehingga satu-satunya sentuhan tradisional hanya pada kain lurik itu sendiri.

Motif lurik juga ditampilkan oleh Edward Hutabarat dalam peragaan "A Tribute to Kebaya" pada malam pembukaan. Perancang yang konsisten dengan pakem kebaya klasik itu merancang motif lurik pada kain katun menjadi kebaya yang dipadukan dengan celana palazzo dari kain gendongan Pekalongan dengan nuansa warna hijau dalam salah satu koleksinya.

Oscar Lawalata memakai kain tenun Nusa Tenggara Timur dan kain Dayak sebagai gaun koktail berbentuk kemben. Awalnya, Oscar mengakui bahwa kain tenun ini sangat tebal. Maka bersama Laura Miles, perancang tekstil asal Inggris mengembangkan teknik pembuatan kain yang lebih tipis. Oscar mengandalkan tekstur dalam koleksi tenunnya dan menyajikan warna fuschia, pink, dan pastel.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak kalah seru, perancang senior Ghea Panggabean menyajikan kain jumputan, songket, kain tenun bermotif Dayak, bahkan kain Gringsing Bali. Warna-warna cerah menyala pada motifnya dipadukan dengan bahan hitam polos untuk menciptakan kesan gaya bohemian yang menjadi ciri khasnya.

Anggota Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Vicky Soetono, di bawah label Mario & Jo ingin menampilkan semangat muda yang energetik dengan menggunakan warna-warna dramatis, sentuhan bordir, dan batik dalam setiap rancangannya.

Sementara itu, Dee Ong tampil melalui labelnya, Batik 118. Kain ini dirancang menjadi gaun malam yang mempesona dengan potongan maxi. Dee Ong menggunakan batik berbahan sutra untuk menampilkan kesan mewah dalam kain tradisional. Bertajuk "The Power of Indonesian Batik", Dee Ong menampilkan 33 koleksi yang memakai batik Jawa, diberi sentuhan akhir motif serta gaya Sumatera dan Riau.

Tuti Cholid merancang tunik, baju kurung, dan kebaya melayu dalam sentuhan modern. Tenun Nusa Penida dan motif ikat cepuk dipadukan dengan potongan modern dalam koleksi "Exquisite Nature of Andalas". Adapun Widhi Budhimulia menggunakan tenun Makassar untuk merancang gaun ballroom.

Sjamsidar Isa, Ketua Dewan Pengurus Ikatan Perancang Mode Indonesia, mengatakan setelah batik mendapat tempat di masyarakat luas, dia memprediksi kain tenun dari berbagai daerah segera menjadi tren. "Perlu kerja sama yang baik antara perancang dan perajin, yang sekarang ini masih menjadi kendala," ujarnya. AQIDA SWAMURTI/AMANDRA MM

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

7 hari lalu

Seorang gadis dengan blus ala boho chic menghadiri Coachella Valley Music & Arts Festival 2016, di Indio, California.  Matt Cowan/Getty Images for Coachella
Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.


Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

12 hari lalu

Victoria Beckham. Instagram.com/@victoriabeckham
Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion


Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

16 hari lalu

Terdakwa kasus pencemaran nama baik, Ahmad Dhani mengenakan peci hitam saat menjalani sidang lanjutan di PN Surabaya, Selasa, 12 Februari 2019. Saat ini Dhani sedang menjalani sidang atas kasus yang terjadi di Surabaya. ANTARA/HO/Ali Masduki
Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.


Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

27 hari lalu

Pegiat industri fashion di Yogyakarta mengikuti event  Ramadhan Runway 2024 yang digagas Indonesia Fashion Chamber di Yogyakarta 15-24 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.


Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

45 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.


IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

Revolusi Fashion Lokal dalam Indonesia Fashion Ecosystem Summit  (IDFES 2024)
IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.


Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

5 Februari 2024

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

Anies Baswedan kembali tampil konsisten dengan gaya formal hingga debat capres kelima yang diadakan KPU. Pengamat mode kaitkan dengan kode.


Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

4 Februari 2024

Pasangan Capres-Cawapres no urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), tampil paling formal pada debat capres kelima.


Gaya Ganjar-Mahfud dengan Jaket Varsity di Debat Capres Kelima

4 Februari 2024

Pasangan Capres-Cawapres no urut 03,  Ganjar Pranowo-Mahfud MD tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Gaya Ganjar-Mahfud dengan Jaket Varsity di Debat Capres Kelima

Ganjar Pranowo dan Mahfud Md memutuskan untuk mengenakan jaket universitas alias jaket varsity dalam debat capres kelima.


Prabowo-Gibran Tampil dengan Nuansa Biru di Debat Kelima

4 Februari 2024

Pasangan Capres-Cawapres no urut 02, Prabowo-Gibran tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Prabowo-Gibran Tampil dengan Nuansa Biru di Debat Kelima

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 tampil dalam balutan warna biru langit dan putih ketika menghadiri debat capres kelima