Dia merinci, dari jumlah itu 55 orang saat ini masih menjalani hukuman. Sedangkan 63 lainnya telah bebas.
Saat ini, kata dia, masih ada 10 orang dari Jawa Tengah yang masuk dalam Daftar Pencurian Orang (DPO) polisi. Selain itu intelejen sudah melaporkan adanya keterlibatan 11 orang, namun belum dimasukkan di daftar pencarian orang. "Warga yang masuk dalam jaringan kelompok teroris ada ribuan orang," ujarnya.
Menurut dia, di wilayahnya ada 11 kota/kabupaten yang menjadi lokasi perencanaan aksi terorisme. Dalam beberapa pemeriksaan, pelaku sering menggunakan beberapa tempat di kota besar untuk merencanakan aksinya.
Daryono mencontohkan, Noordin M Top sempat merencanakan aksi terorisme di salah satu tempat di Kota Semarang. "Berdasarkan video yang kami dapat, perencanaan dilakukan di sebuah restoran," katanya.
Selain itu, kata dia, ada 15 kota/kabupaten menjadi tempat persembunyian favorit oleh para pelaku terorisme. Sedangkan tempat yang biasa digunakan untuk latihan aksi berada di 8 lokasi, yaitu Semarang, Kendal, Temanggung, Wonosobo, Sukoharjo, Boyolali, Surakarta, dan Karanganyar.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Jawa Tengah, Abu Habsin mengatakan terorisme di tanah air tidak ada kaitannya dengan agama. "Tidak ada agama di dunia yang mengajarkan tentang kekerasan," kata dia. Meski demikian, dia mengakui, banyak kalangan yang menggunakan agama sebagai kedok dalam mewujudkan sebuah tujuan, termasuk terorisme.
Karenanya, Habsin berharap masyarakat mempelajari penafsiran terhadap agama secara lengkap. "Jangan hanya mengikuti penafsiran dari kelompok tertentu," ujarnya.
AHMAD RAFIQ