Sebagai gambaran, tahun ini impor bahan baku plastik diperkirakan mencapai 700 ribu ton. Jika kenaikan impor sebesar 10 persen, maka impor tahun depan sekitar 770 ribu ton. Sebetulnya, kata Suhat, hampir produsen bahan baku plastik berencana meningkatkan kapasitas produksinya. Dia menyebutkan, pada 2011, kapasitas produksi PP diperkirakan naik dari 685 ribu ton jadi 905 ribu ton. Sementara kapasitas produksi PE belum ada peningkatan. Yaitu tetap pada angka 770 ribu ton tahun depan.
Namun, hal itu belum juga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sebab, pertumbuhan industri hilir yang lebih tinggi dari pertumbuhan industri hulu. "Industri hilir tumbuh 6,5-7 persen, sementara industri hilir hanya tumbuh 4 persen," kata dia.
Pertumbuhan industri hilir yang tinggi karena investasi yang dibutuhkan juga tidak besar. "Investasi industri hilir hanya butuh US$ 1 juta sudah bisa menghasilkan produk hingga 100 ribu ton. Sementara untuk industri hulu, butuh investasi minimal US$ 300 juta untuk menghasilkan produk sebanyak 300 ribu ton," katanya,
Beberapa keluhan pengusaha yang diungkapkan pengusaha dalam seminar adalah ketersediaan bahan baku untuk membuat PP dan PE. Misalnya membantu penyelesaian masalah Politama dan Pertamina. Masalah antara keduanya membuat Pertamina menyetop bahan baku pembuatan bahan baku plastik kepada Politama.
Direktur Industri Kimia Dasar, Kementerian Perindustrian, Tony Tanduk berjanji akan membantu industri. "Masalah Politama dan Pertamina adalah masalah hutang. Pemerintah akan coba untuk memfasilitasi," kata Tony.
Eka Utami Aprilia