Mereka bersama warga dan pedagang berusaha menghalangi rencana penggusuran oleh rektorat dibantu satuan polisi pamong praja. Mahasiswa menghalanginya dengan membentangkan spanduk di jalan Politeknik Negeri Ujungpandang, Kecamatan Tamalanrea.
Pada 2 November, pimpinan Unhas mengeluarkan surat teguran. Surat itu meminta agar semua warung, kios, bengkel dan pondokan yang didirikan diatas tanah milik negara yang dikuasi Unhas, harus ditertibkan sendiri paling lambat 21 November.
Langkah penertiban dilakukan karena akan dibuat jalan lingkar untuk angkutan umum di sekeliling kampus. Pada 2011, angkutan umum tidak dibolehkan lagi masuk kampus, sehingga dibuatkan jalur khusus diluar kampus. Ini dimaksudkan untuk mensukseskan program Unhas menuju kelas dunia.
"Hari ini pedagang sudah harus pindah, tapi karena mahasiswa dan warga minta dipertemukan dengan pihak kampus, maka pembongkaran diundur," kata Jursum, kepala biro perlengkapan Unhas, siang ini.
Haji Tati, pemilik warung Sekar Sari mengaku rela warungnya digusur. "Warung saya memang berdiri di tanah milik Unhas," katanya.
Dia meminta kepada Unhas agar memberikan kebijaksanaan kepada pedagang untuk dicarikan lokasi baru berjualan, tapi tidak jauh dari kampus.
Masbudi, pemilik warung nasi goreng juga sependapat. "Meski dipungut retribusi, kami siap membayar," katanya.
Selama berjualan di tempat itu sejak 12 tahun silam, Masbudi mengaku tidak dipungut retribusi. "Selama ini tidak pernah ada yang meminta agar pedagang membayar retribusi," kata Masbudi.
Buyung, mahasiswa kehutanan Unhas menyayangkan penggusuran tersebut. "Mahasiswa selama ini banyak terbantu oleh jualan para pedagang," kata Buyung. Mahasiswa angkatan 2007 ini mengaku harga barang di tempat itu jauh lebih murah.
Dari lokasi rencana penggusuran, mahasiswa dan warga bergerak menuju rekrotat untuk meminta kejelasan. Di pelataran rektorat Unhas, mereka diterima Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Nasaruddin Salam.
Nasaruddin mengatakan tujuan penggusuran itu karena Unhas akan mengatur jalur pete-pete mulai di pintu nol di Jalan Politeknik Ujungpandang sampai ke jalan keluar pintu dua Unhas.
Dia juga berjanji Unhas akan mengadakan pertemuan dengan pedagang bulan depan. "Selama belum ada pertemuan, pedagang tetap diperbolehkan menjual," katanya.
Di sepanjang jalan lingkar ada sekitar 30 pedagang, dan beberapa pondokan. Para pedagang berjualan nasi, es kelapa, barang kebutuhan sehari-hari, dan usaha fotokopi. Khusus usaha foto kopi, sudah menggeser tempat usahanya beberapa meter diluar lokasi unhas.
SYAMSULMARLIN