Politisi Partai Amanat Nasional ini mendukung langkah yang sudah ditempuh oleh tujuh organisasi perempuan, yakni Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), KOWANI, Dhama Wanita Persatuan, Bhayangkari, Dharma Pertiwi, TP PKK dan APPB.
Tujuh organisasi ini telah memulai gerakan menanam pohon sejak tahun 2007. "Upaya mengembalikan fungsi hutan melalui gerakan penanaman pohon, rehabilitasi lahan kritis dan konservasi telah banyak dilakukan dan akan terus dilakukan," katanya.
Gerakan ini, kata dia, sejalan dengan kebijakan Kementerian Kehutanan dalam pengelolaan hutan pantai dan mangrove. Keanekaragaman hayati dalam ekosistem hutan sangat bervariasi. Menurut dia, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari hutan pantai atau mangrove. Tanaman ini berfungsi sebagai penahan abrasi, tsunami, intrusi air laut, untuk habitat satwa, sumber energy, dan tempat wisata.
Dalam upaya meningkatkan gerakan tanam ini, Kementerian Kehutanan pada tahun ini akan membentuk 8000 kelompok hutan bibit rakyat yang akan menghasilkan 400 juta bibit pohon.
Pemerintah juga memberikan akses kepada masyarakat seluas luasnya untuk membuat cadangan kawasan hutan. Tahun ini, kata Zulkifly, 600 ribu hektar kawasan hutan untuk dikelola masyarakat pesisir dalam bentuk hutan tanaman rakyat, dan hutan desa. Namun, dia mengingatkan perlu kehati-hatian apabila akan memanfaatkan hutan pantai dan mangrove karena ekosistemnya rentan.
Baca Juga:
EKO ARI WIBOWO