TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluhkan kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki untuk penanganan bencana di Indonesia.
"Begitu ada bencana, BNPB langsung hadir, namun BNPB tidak punya ranting seperti PMI (Palang Merah Indonesia). BNPB hanya ada di Jakarta, dan jumlahnya juga hanya ada 200 orang. Itu untuk menangani bencana di seluruh Indonesia," kata Kepala BNPB Syamsul Maarif, Rabu (24/11), dalam Rapat Kerja bersama Komisi VIII DPR, di Gedung DPR.
Menurut Syamsul, kurangnya SDM tersebut bisa menjadi salah satu faktor kurang maksimalnya proses penanganan bencana yang dilakukan BNPB. Selain itu, dalam hal ini Syamsul juga membandingkan dengan SDM Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) yang mencapai sekitar 4.000 orang.
"Kami tidak hanya sekedar datang ke tempat bencana. Kami datang dan bertugas menyelesaikan masalah, itu yang lebih penting. Saran-saran tentang kelembagaan, sebagai amanah undang-undang, sudah sering kami sampaikan," kata Syamsul.
Berdasarkan data BNPB yang disampaikan dalam rapat kerja tersebut, total korban meninggal dalam bencana di Wasior, Mentawai, dan Merapi tercatat sebanyak 1.004 orang. Di Wasior, korban meninggal sebanyak 173 orang, dan luka berat dan ringan 26 orang. Di Mentawai, korban meninggal sebanyak 509 orang, dan luka berat dan ringan 24 orang. Di Merapi, korban meninggal sebanyak 322 orang, dan luka berat dan ringan 507 orang.
"Mentawai dan Wasior masih menyisakan catatan orang hilang. Di Wasior sebanyak 118 orang hilang, dan Mentawai 21 orang hilang," kata Syamsul. Sedangkan, untuk di Merapi juga tercatat banyak laporan orang hilang kepada BNPB, namun belum dapat dihitung karena banyak ditemukan jenazah tapi tidak bisa dikenali.
EVANA DEWI