Salah seorang pengawas SPBU di Jalan Soekarno Hatta, Kota Madiun, Meylida mengaku, sejak awal bulan ini jatah premium untuk dijualnya berkurang. "Biasanya kami bisa DO (delivery order) sampai 16 ribu liter per hari, tapi sekarang hanya bisa 8 ribu per hari,” ucapnya hari ini.
Padahal, dulu dalam sebulan, SPBU-nya bisa melakukan pesanan atau DO hingga 40 kali dalam sebulan. “Dulu bisa 40 kali DO sebulan dan tiap harinya 8 ribu liter, tapi sekarang otomatis tidak sebanyak dulu,” katanya.
Dulu dalam sehari, pihaknya bisa mendapatkan omzet dari 10 ribu hingga 12 ribu liter premium per hari. “Sekarang ya nggak sampai segitu. Kami berharap kembali seperti semula karena selain omzet menurun, masyarakat juga kesulitan,” tuturnya. Tapi ia enggan menyebutkan nominal rupiah omzetnya.
Sedangkan jatah DO solar tetap dilayani 8 ribu liter per hari. Pengurangan jatah premium ini, menurut dia, terkait dengan rencana pemerintah yang mengurangi subsidi premium dan mengalihkan ke pertamax bagi mobil buatan 2005 keatas.
Pengurangan jatah premium juga diakui pengawas SPBU di perempatan Jalan Mayjen Sungkono Dedin Sumanto. “Dulu kami sehari bisa DO sampai 24 ribu liter, tapi sekarang maksimal 16 ribu liter. Kalau solar tetap 8-9 ribu liter per hari,” ujarnya.
Akibat terbatasnya stok premium ini, antrian kendaraan memanjang di SPBU. Bahkan para pengguna kendaraan sempat kecele karena premium habis.
Sebagian lain memilih untuk menunggu di SPBU hingga jatah premium datang. “Saya sudah cari bensin di dua SPBU dan baru disini yang masih ada,” tutur Hari yang antri di SPBU Jalan Mayjen Sungkono.
Menanggapi pengurangan jatah BBM ini, Sales Representative PT Pertamina (Persero) Unit Pemasaran Wilayah V yang juga Penjabat Sementara Sales Representative Wilayah VI Fanda Chrismianto mengakui adanya penghematan premium. “Penghematan itu mengurangi perkiraan kebutuhan sampai dibawah 5 persen dari perkiraan kebutuhan sebelumnya,” ucap Fanda.
Pengurangan perkiraan (prognosa) kebutuhan premium ini terkait rencana pemerintah yang akan mengurangi subsidi BBM jenis premiun. “Diharapkan dengan pengurangan prognosa premium itu akan bisa disanggah dengan peningkatan penggunaan pertamax,” kata Fanda.
Dari sisi pemasaran, PT Pertamina (Persero) Unit Pemasaran Wilayah V melayani enam kabupaten/kota di eks Karesidenan Madiun ditambah Nganjuk. Sedangkan Wilayah VI meliputi enam kabupaten/kota di wilayah eks Karesidenan Kediri ditambah Jombang.
ISHOMUDDIN