TEMPO Interaktif, Banda Aceh - Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Irwandi Yusuf dan masyarakat Aceh menyerahkan "Kursi Perdamaian" kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tengah berkunjung ke Provinsi itu, Senin 29 November 2011. Kursi Perdamaian diberikan kepada pihak-pihak yang berjasa menciptakan perdamaian di Aceh. Dan, Presiden Yudhoyono dianggap orang yang memberikan kontribusi positif bagi perdamaian di serambi Mekkah itu.
Kursi Perdamaian yang diserahkan ke Presiden itu terbuat dari kayu langka yang berusia ratusan tahun. Setelah menerima kursi tersebut, Presiden mencoba mendudukinya sembari mengatakan, "Ini kursi untuk semua." Kursi dari kayu langka itu merupakan buah tangan Malio Adnan, pria berusia 40 tahun asal Aceh Tengah. Untuk mengerjakan Kursi Perdamaian itu dia harus merogoh kocek sebesar Rp 20 juta, yang ditanggung oleh pemerintah daerah Provinsi NAD.
Pemberian Kursi Perdamaian dilakukan setelah Presiden meresmikan program Jaminan Kesehatan Aceh dan penanaman pohon trembesi di Hutan Kota Banda Aceh. Dalam acara itu, Presiden Yudhoyono mengatakan perdamaian Aceh yang telah dicapai hingga tahun 2010 ini patut disyukuri. Karena perdamaian didasari niat tulus. Tercapainya perdamaian di Aceh jugamerupakan awal membuat kehidupan masyarakat yang maju, adil dansejahtera.
Proses perdamaian di Aceh juga mengalami ujian yang maha berat, seperti bencana tsunami pada 2004. "Kita bertekad, bersepakat, bahwa jalan (perdamaian) inilah yang terbaik untuk menghindari konflik di antara kita yang telah mengorbankan jiwa dan raga putra putri terbaik bangsa," ujar Presiden.
EKO ARI WIBOWO